Sejarah Singkat, Aqidah dan Watak Yahudi
Play Video

Sekiranya ada kesilapan pada transkrip, anda boleh rujuk video ini untuk semakan.

Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!

Isu Kandungan

SEJARAH SINGKAT, AQIDAH DAN WATAK YAHUDI

 

Kajian Tematik oleh: Dr. Firanda Andirja

https://www.youtube.com/watch?v=FQgmEWWa39M

 

Ditranskrip dan Diolah oleh: Mohammad Saiful bin Abdul Samat

Sarjana Pendidikan (Pendidikan Islam), Universiti Kebangsaan Malaysia

Guru Pendidikan Islam, SMK Kota Samarahan

[email protected]

https://penuntutilmu.net

 

MUQADDIMAH

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Innalhamda lillah, Nahmaduhu wa nasta’iinuhu wa nastaghfiruh wa natuubu ilaih. Wana’uuzibillaahi min syuruuri anfusina, wa saiyiaati a’amaalina. Man yahdihillahu fa laa mudillalah, wa man yudhlil fa laa haadiyalah.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ. وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً. وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ. إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ. وَخَيْرَ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم. وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ

Hadirin dan hadirat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Alhamdulillah, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah atas segala limpahan karunia yang terus-menerus Allah berikan kepada kita. Sholawat dan salam semoga tercurahkan selalu kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, juga kepada keluarganya serta seluruh sahabat beliau tanpa terkecuali.

Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang aqidah orang-orang Yahudi dan juga watak mereka sebagaimana dijelaskan dalam Nusus Al-Qur’an maupun sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Kita juga akan merujuk kepada pengakuan mereka yang termuat dalam buku-buku mereka seperti Taurat dan Talmud.

 

YAHUDI ADALAH MUSUH UTAMA UMAT ISLAM DI AKHIR ZAMAN.

Yahudi adalah musuh utama umat Islam di akhir zaman.

لا تقومُ الساعةُ حتى يقاتلَ المسلمون اليهودَ ، فيقتلُهم المسلمون ، حتى يختبيءَ اليهوديُّ من وراءِ الحجرِ و الشجرِ ، فيقولُ الحجرُ أو الشجرُ : يا مسلمُ يا عبدَ اللهِ هذا يهوديٌّ خلفي ، فتعالَ فاقْتلْه . إلا الغَرْقَدَ ، فإنه من شجرِ اليهودِ

الراوي : أبو هريرة | المحدث : الألباني | المصدر : صحيح الجامع | الصفحة أو الرقم : 7427 | خلاصة حكم المحدث : صحيح

Dalam satu hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, tidak akan tegak hari kiamat sampai orang-orang Islam memerangi orang-orang Yahudi. Maka kaum Muslimin memerangi orang-orang Yahudi sampai-sampai orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Maka tatkala Yahudi bersembunyi di balik batu ataupun pohon, setiap batu dan pohon berbicara, ‘Ya Muslim, إa Abdullah, wahai orang Muslim, wahai hamba Allah, ini ada seorang Yahudi bersembunyi di belakangku, maka kemarilah dan bunuhlah dia,’ kecuali pohon Gharqad, maka pohon Gharqad tidak akan berbicara mengabarkan kalau Yahudi bersembunyi di balik mereka.

Konon, orang-orang Yahudi sekarang sedang menanam pohon Gharqad.

Ini adalah dalil bahawa musuh utama kaum Muslimin di akhir zaman adalah orang Yahudi. Nabi tidak menyebutkan bangsa-bangsa yang lain, dan tidak menyebutkan agama-agama yang lain. Nabi menyebut tentang Yahudi. Dalam hadis yang lain juga disebutkan bahawa tatkala Dajjal muncul, maka diikuti oleh orang-orang Yahudi. Ini menunjukkan bahawa mereka akan menjadi musuh utama di akhir zaman, dan mereka akan tetap eksis (wujud) sampai hari kiamat.

Oleh karena itu, di awal Al-Qur’an, dalam surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang sifat-sifat orang Yahudi dalam banyak ayat tentang Bani Israil, bagaimana pembangkangan mereka terhadap Nabi Musa alaihissalam. Ini sebagai peringatan bagi kita sebagai seorang Muslim. Ketika membaca Al-Qur’an, kita langsung mendapati tentang sifat-sifat orang Yahudi bahawa mereka adalah musuh utama dan jangan sampai terpedaya dengan mereka.

Terlebih lagi, Allah menyebutkan sifat-sifat mereka yang begitu kurang ajar terhadap Nabi Musa alaihissalam. Sampai-sampai di antara hobinya Bani Israil adalah membunuh para nabi. Kata Allah: ‘kalian membunuh para nabi’. Ya, bagaimana suatu kaum kalau ada nabi yang tidak cocok dengan selera mereka, maka mereka pun membunuh nabi tersebut.

Saya sering bilang, kalau ada ustaz diutus untuk berdakwah di suatu daerah yang orang-orang di situ hobinya membunuh ustaz kalau tidak sesuai dengan selera, repot(susah) juga kalau kita berdakwah di situ. Bani Israil demikian, kalau ada nabi yang diutus ke mereka dan tidak sesuai dengan selera mereka, mereka tidak ragu-ragu untuk membunuh nabi tersebut, padahal mereka tahu itu adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sekarang kita sadar dan tahu bahawa rata-rata perekonomian dipegang oleh orang-orang Yahudi di Eropa, hiburan yang dikuasai oleh orang Yahudi, Hollywood dan yang lainnya, media sosial yang dimiliki juga oleh orang Yahudi. Banyak orang Yahudi. Menunjukkan mereka memang eksis(wujud) dan mereka akan terus eksis(wujud) sampai hari kiamat. Oleh karena itu, seseorang harus berusaha mengenal tentang Yahudi.

 

SEJARAH SINGKAT KAUM YAHUDI (BANI ISRAIL)

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebelum kita berbicara lebih lanjut tentang Yahudi, kita akan berbicara tentang sejarah singkat orang-orang Yahudi sebelum kita masuk dalam kitab suci yang dijadikan pegangan oleh mereka. Baru kita akan jelas tentang watak dan aqidah mereka serta akhlak mereka.

Sebagaimana kita ketahui, Yahudi atau Bani Israil. Bani yang bermaksud anak-anak, dan Israel bermaksud Ya’kub. Jadi, Bani Israel bermaksud anak-anak Ya’kub.

Nabi Ya’kub alaihissalam adalah Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim. Di antara anak-anaknya, ada yang bernama Yusuf, iaitu Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim. Nasab yang terbaik di mana nabi, anak nabi, anak nabi, anak nabi; Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim. Sebagaimana Allah sebutkan dalam kisah surah Yusuf, tatkala Ishaq atau Ya’kub mempunyai 12 anak, di antaranya Yusuf, Binjamin, dan Yahudza. Salah seorang di antara 12 anaknya bernama Yahudza. Ada yang mengatakan Yahudza ini adalah anak tertuanya. Kemudian, 10 orang dari anak-anaknya cemburu kepada Nabi Yusuf alaihissalam.

Singkat cerita, Nabi Yusuf akhirnya dibuang dan menempuh berbagai macam ujian sehingga akhirnya menjadi seorang menteri yang besar di Kota Mesir. Sementara itu, orang tuanya, Ya’kub, ibunya, dan keluarganya hidup dalam penuh kesulitan di Palestin. Sehingga akhirnya, timbul masa paceklik atau musim kemarau yang menyebabkan mereka kelaparan dan terpaksa pergi mencari makan di Kota Mesir. Akhirnya, terbongkarlah bahawa Yusuf sudah menjadi seorang menteri besar di Kota Mesir. Yusuf alaihissalam kemudian menyuruh mereka semua untuk pindah ke Mesir.

Maka, berbondong-bondonglah mereka meninggalkan Palestin dan tinggal di Mesir pada zaman hidupnya Nabi Yusuf alaihissalam sebagai bendaharawan kerajaan Mesir. Pihak Mesir memberikan daerah khusus sebagai tempat tinggal komunitas orang-orang Bani Israil. Mereka tinggal dan beranak-pinak di situ.

Pada awalnya, mereka disegani kerana adanya Yusuf alaihissalam. Namun, setelah Nabi Yusuf alaihissalam meninggal dunia, tiada lagi yang dipandang ke atas orang Bani Israil oleh orang-orang Mesir. Maka, mulailah Bani Israil ditindas, dijadikan budak, dan pekerja yang disiksa.

Sampailah puncaknya, muncul seorang raja Mesir yang sangat zalim terhadap Bani Israil bernama Firaun, terutama ketika dia dikabarkan oleh dukunnya bahawa akan lahir seorang anak dari Bani Israil yang akan menggulingkan takhta dan singgasananya. Firaun akhirnya membunuh anak-anak Bani Israil yang baru lahir. Bahkan, wanita yang hamil didatangi dan sejak kapan mereka akan melahirkan diintai. Bayi lelaki yang baru lahir dibunuh, sementara bayi perempuan tidak dibunuh.

Sampailah akhirnya, lahirlah Nabi Musa alaihissalam. Nabi Musa kemudian berdakwah, dan singkat cerita, akhirnya menjadi nabi bersama saudaranya, Harun. Mereka mendakwahi Firaun agar dia sadar. Namun, Firaun tetap tidak sadar.

9 Mukjizat Yang Dilihat Bani Israil

Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan banyak mukjizat kepada Nabi Musa yang juga dilihat oleh Firaun.

Allah berfirman:

ولقد آتينا موسى تسع آيات بينات

Sungguh kami telah berikan kepada Nabi Musa 9 mukjizat yang jelas. (al-Isra’ 101)

Tatkala Firaun membangkang,

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُّفَصَّلَاتٍ فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْمًا مُّجْرِمِينَ

Allah menurunkan siksaan kepada Firaun. (al-A’raf 133)

Allah turunkan pertama adalah tufan, yaitu banjir besar yang merusak tanaman-tanaman penduduk Mesir, sementara tanaman Bani Israil tidak dirusak.

Sampai akhirnya mereka berdoa,

وَلَمَّا وَقَعَ عَلَيْهِمُ الرِّجْزُ قَالُوا يَا مُوسَى ادْعُ لَنَا رَبَّكَ بِمَا عَهِدَ عِندَكَ ۖ لَئِن كَشَفْتَ عَنَّا الرِّجْزَ لَنُؤْمِنَنَّ لَكَ وَلَنُرْسِلَنَّ مَعَكَ بَنِي إِسْرَائِيلَ

Wahai Musa, berdoalah kepada Rabb-mu agar menghilangkan semua ini, dan kami akan sadar. (al-A’raf 134)

Musa berdoa, dan akhirnya bencana tersebut hilang. Namun, ketika bencana hilang, tanah menjadi subur. Firaun mengatakan, “Ini bukan bencana sebenarnya, buktinya sekarang tumbuh lagi tumbuhan yang subur.” Mereka membangkang lagi.

Setelah mereka membangkang, Allah kirim belalang yang sangat banyak yang menyerang tanaman penduduk Mesir dan memakannya habis. Sementara tanaman Bani Israil tidak diganggu sama sekali. Firaun berkata lagi, “Wahai Musa, berdoalah kepada Rabb-mu agar menghilangkan ini semua, dan kita akan sadar.” Begitu dihilangkan, mereka tidak bertaubat lagi, malah membangkang lagi. Allah kirim kutu, di mana-mana ada kutu; tempat duduk, tempat tidur, di mana-mana ada kutu yang mengganggu. Sementara di Bani Israil, tiada kutu yang mengganggu. Mereka meminta lagi kepada Musa agar menghilangkan kutu tersebut.

Ini semua adalah mukjizat yang dilihat oleh Bani Israil. Setelah kutu hilang, mereka kembali membangkang. Allah kemudian kirim darah, semua sumber air mereka berubah menjadi darah. Sungai Nil yang mengalir berubah menjadi sungai darah. Tiada lagi air tawar. Bayangkan, sungai yang berwarna merah berubah menjadi darah; bagaimana mahu minum? Mereka bingung, mahu masak pakai apa, minum pakai apa. Sementara sumur-sumur Bani Israil tidak ada darahnya. Mereka berkata, “Kita ambil air dari sumur Bani Israil.” Mereka datang ke Bani Israil, mengambil air tawar. Begitu diangkat, air tersebut berubah menjadi darah seketika.

Musa berdoa lagi, dan bencana dihentikan. Namun, mereka tetap tidak bertaubat. Allah kirim lagi kodok(katak). Di mana-mana, setiap kali mereka makan, ada kodok. Mereka berbicara, ada kodok. Mereka rapat, ada kodok. Mereka tidur, ada kodok. Dikatakan bahawa mereka tidak berani membuka mulut, karena jika mereka membuka mulut, kodok langsung masuk. Sementara di Bani Israil, tiada kodok di situ.

Ini adalah mukjizat yang sangat banyak. Akhirnya, Firaun jengkel(marah) dan dia merancang sesuatu yang buruk. Akhirnya, Allah menyuruh Nabi Musa alaihissalam untuk membawa lari kaumnya.

Nabi Musa tidak mampu untuk berperang pada waktu itu, kerana kemampuan mereka sangat terbatas. Jumlah Bani Israil juga sangat sedikit, dan mereka lemah serta tidak mempunyai kekuatan. Sementara itu, Firaun memiliki pasukan yang hebat, dengan persenjataan lengkap. Tidak mungkin Allah menyuruh Musa berjihad melawan Firaun kerana secara logik, tidak mungkin mereka menang. Oleh itu, mereka harus kabur kerana situasi tidak memungkinkan.

Sebagaimana Ashabul Kahfi juga tidak bisa berjihad dan disuruh kabur untuk pergi. Allah memerintahkan mereka bersembunyi di goa kerana secara logik, tidak mungkin tujuh orang ini mahu melawan satu negara.

Akhirnya kata Allah SWT:

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ

Kami wahyukan kepada Musa, bawa pergilah hamba-hamba-Ku dari Bani Israil (Surah Taaha 77)

Nabi Musa mengikuti perintah Allah. Di malam hari, beliau membawa Bani Israil pergi.

Ketika Nabi Yusuf dahulu menyuruh keluarganya pindah dari Palestin ke Mesir, dalam literatur orang Yahudi disebutkan bahawa jumlah mereka adalah 70 orang. Mereka adalah keluarga kecil, dengan Ya’kub, istrinya mungkin dua atau tiga atau empat, dan anak-anaknya mungkin 10 serta ponakan-ponakannya(saudara). Total jumlah mereka adalah 70 orang. Mereka tinggal di Mesir sampai muncul zaman Nabi Musa. Jarak antara Nabi Yusuf dengan Nabi Musa disebutkan sekitar 430 atau 450 tahun.

Jadi, ketika Nabi Musa membawa orang-orang ini keluar dari Mesir menuju Palestin, orang-orang Yahudi zaman sekarang mengaku bahawa jumlah yang dibawa oleh Nabi Musa adalah sekitar 700,000 orang. Namun, ini dibantah oleh para ulama kerana jumlah tersebut tidak masuk akal. Firaun sendiri dengan sombongnya berkata:

إِنَّ هَٰؤُلَاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ

Sesungguhnya mereka itu jumlahnya cuma sedikit. (Surah Syu’ara 54)

Firaun merasa yakin akan mampu mengejar dan membinasakan mereka, kerana jumlah pasukannya jauh lebih banyak.

Secara logik, tidak mungkin jumlah 70 orang menjadi 700,000 dalam waktu 400 atau 500 tahun, karena lima generasi atau enam generasi tidak cukup untuk menghasilkan pertumbuhan yang begitu besar. Bahkan jika mereka mempunyai banyak isteri, tetap tidak mungkin jumlah mereka bertambah menjadi sebanyak itu. Yang benar, Nabi Musa membawa umatnya Bani Israil dalam jumlah yang lebih kecil, mungkin ribuan atau puluhan ribu, bukan 700,000 orang.

Nabi Musa membawa Bani Israil meninggalkan Kota Mesir. Firaun baru menyadari pada pagi hari bahawa Bani Israil telah pergi. Maka, dia pun segera menyiapkan seluruh pasukannya untuk mengejar mereka. Ketika mereka terjebak(berada) di depan Laut Merah, Bani Israil merasa terpojok(terkepung) kerana di hadapan mereka adalah laut, sementara di belakang mereka adalah pasukan Firaun.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَلَمَّا تَرَاءَى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَىٰ إِنَّا لَمُدْرَكُونَ

Tatkala kedua pasukan sudah saling melihat, maka teman-teman Nabi Musa berkata, ‘Kita bakalan tertangkap! (Surah Syu’ara 61)

Nabi Musa menjawab dengan tegas,

قَالَ كَلَّا ۖ إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

Ketahuilah, Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. (Surah Syu’ara 62)

 

Sikap Bani Israil Yang Celaka

Di sini, saya ingin menjelaskan bagaimana brengseknya(jahatnya) sebahagian umat Nabi Musa. Nabi Musa diberikan mukjizat yang luar biasa; sembilan mukjizat, termasuk kodok, kutu, banjir, dan macam-macam lagi. Semua ini dilihat oleh Bani Israil. Semua cobaan dan azab tersebut hanya menimpa orang-orang Mesir, Suku Akhbar, sedangkan Bani Israil tidak terkena musibah tersebut.

Mereka juga melihat bagaimana Nabi Musa melemparkan tongkatnya, yang kemudian menjadi ular saat berduel(berlawan) dengan para penyihir Firaun. Semua orang, termasuk Bani Israil dan orang-orang Mesir, menyaksikan mukjizat tersebut di waktu dhuha. Nabi Musa juga menunjukkan mukjizat lain seperti tangannya yang mengeluarkan cahaya putih setelah diletakkan di ketiaknya. Ini sangat menakjubkan pada zaman tersebut, ketika Thomas Edison belum lahir.

Nabi Musa adalah seorang yang sangat kuat. Dikatakan bahawa beliau pernah memukul seseorang hingga mati. Bayangkan jika Nabi Musa marah dan memukul sepuluh orang, semua bisa mati. Semua kehebatan Nabi Musa ini diketahui oleh Bani Israil, tetapi mereka tetap bersikap brengsek.

Bayangkan, ketika mereka dikejar oleh Firaun dan terjebak di hadapan Laut Merah, mereka berkata kepada Nabi Musa dengan ejekan, “Wahai Musa, katanya Tuhanmu bilang kita selamat, tapi sekarang bagaimana? Di depan kita Laut Merah, di belakang kita pasukan Firaun. Kita pasti tertangkap!”. Jadi mereka ejek Nabi Musa.

Nabi Musa menjawab, “Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Nabi Musa tidak mengatakan Allah bersama kita, tetapi beliau berkata Allah bersamaku, kerana umatnya menjengkelkan.

Sedangkan ketika Abu Bakar sedih bersama Nabi Muhammad, kata Nabi SAW :

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ

Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita (Surah at-Taubah 40)

Padahal, sudah banyak mukjizat yang mereka lihat. Akhirnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi Musa untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Ketika beliau memukulkan tongkat tersebut, laut pun terbelah.

فَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ ۖ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِ

Maka, langit laut pun mengalir ke atas, bukan ke bawah. (Surah as-Syuara’ 63)

Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsirnya bahawa terbukalah 12 pintu, atau 12 jalur. Mengapa 12? Karena Bani Israil terdiri dari 12 suku, yang semuanya kembali kepada 12 anak Nabi Ya’kub, saudara-saudara Nabi Yusuf. Salah satu suku adalah suku Yusuf, satu lagi adalah suku Binyamin, dan suku-suku lainnya adalah suku-suku yang berjumlah 12.

Maka, terbukalah 12 pintu bagi mereka untuk melintas agar tidak terjadi rebutan. Jika hanya ada satu pintu, tentu mereka akan berebutan. Allah juga menjadikan tanah di dasar laut tersebut langsung menjadi kering. (Surah Taahaa 77)

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لَّا تَخَافُ دَرَكًا وَلَا تَخْشَىٰ

Jika tidak kering, tentunya mereka akan kesulitan untuk melintasi pantai kaki mereka akan tenggelam ke dalam pasir. Allah mengeringkan tanah tersebut agar mereka bisa segera melintas sebelum pasukan Firaun mengejar mereka.

Akhirnya, mereka pun pergi, termasuk Nabi Musa dan para pengikutnya, hingga mereka sampai di seberang. Tatkala Nabi Musa sudah lolos(pergi) dan berada di tepi pantai, pasukan Firaun baru tiba di tepi pantai yang berlawanan. Laut masih terbuka. Ketika Nabi Musa hendak memukulkan tongkatnya untuk menutup lautan, lalu Allah menegurnya,

وَاتْرُكِ الْبَحْرَ رَهْوًا ۖ إِنَّهُمْ جُندٌ مُّغْرَقُونَ

Biarkan laut terbuka, sesungguhnya mereka adalah kaum yang akan ditenggelamkan (Surah ad-Dukhan 24)

Akhirnya, Nabi Musa tidak jadi memukul tongkatnya ke lautan, dan laut tetap terbuka. Saat itu, Firaun bingung dan ragu-ragu. Namun, para pengikutnya berkata, “Firaun, katanya kamu Tuhan, jalan dulu!” Ibnu Katsir menyebutkan bahawa Firaun akhirnya berlagak tenang untuk menjaga citranya. Tidak enak jika mundur, karena rakyatnya tidak akan lagi percaya bahawa dia adalah Tuhan. Mau tidak mau, Firaun maju ke dalam lautan, apapun yang terjadi.

Ketika Firaun maju dan melihat laut tetap terbuka, dia berkata kepada pengikutnya, “Wahai pengikutku, wahai rakyatku, sesungguhnya laut terbuka untukku. Ayo, jalan!” Akhirnya, rakyatnya yang bahlul-bahlul(bodoh) itu ikut masuk ke dalam laut. Semua masuk. Namun, begitu mereka berada di tengah lautan, Nabi Musa memukulkan tongkatnya ke lautan, dan lautan pun tertutup. Mereka semua tenggelam di Laut Merah. Itu semua dilihat oleh Bani Israil.

Setelah tenggelam, umat Nabi Musa masih brengsek. Mereka berkata, “Wahai Musa, mana buktinya Firaun mati?” Mungkin Firaun sedang jalan-jalan berenang, bermain dengan ikan yu, atau mungkin bertemu dengan Nyi Roro Kidul. Kita tidak tahu.

Akhirnya, Allah menyelamatkan jasad Firaun. Allah berfirman,

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

Pada hari ini, Aku selamatkan jasadmu, wahai Firaun, agar menjadi peringatan bagi orang-orang setelahmu (Surah Yunus 92)

Jasad Firaun dikeluarkan dari laut, sementara pengikutnya semua tenggelam dan tidak ada yang selamat.

Allah menyelamatkan jasad Firaun sebagai bukti bagi Bani Israil. Firaun, yang dahulu paling sombong, mengaku sebagai Tuhan, kini tewas. Bahkan, iblis tidak pernah mengaku sebagai Tuhan. Iblis mungkin kaget(terkejut) melihat Firaun yang kebablasan(berlebih) hingga mengaku sebagai Tuhan. Namun, kesombongan dan keangkuhannya berakhir dengan kehancuran.

Kemudian, Nabi Musa dan para pengikutnya melanjutkan perjalanan. “Setelah mereka melewati lautan dan diselamatkan oleh Allah, mereka tiba-tiba melewati suatu kaum yang sedang menyembah berhala. Umat Nabi Musa pun berkata, “Wahai Musa, buatkan kami Tuhan seperti mereka punya Tuhan.” (Surah al-A’raf 138)

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتَوْا عَلَىٰ قَوْمٍ يَعْكُفُونَ عَلَىٰ أَصْنَامٍ لَّهُمْ ۚ قَالُوا يَا مُوسَى اجْعَل لَّنَا إِلَٰهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ ۚ قَالَ إِنَّكُمْ قَوْمٌ تَجْهَلُونَ

Nabi Musa merasa heran dan marah. Beliau berkata, “Kalian memang umat yang bodoh, kaum yang bodoh! Bagaimana baru saja diselamatkan oleh Allah, sekarang kalian malah minta Tuhan yang lain?”

Menurut sebagian ulama, perilaku Bani Israil ini disebabkan oleh pengaruh mereka yang terlalu lama tinggal di bawah penindasan Firaun dan pengikutnya yang musyrik. Keberadaan mereka yang tinggal bersama orang-orang musyrik dan posisi mereka sebagai tertindas serta budak mempengaruhi kehidupan mereka. Biasanya, orang-orang tertindas terpengaruh oleh keyakinan dan sifat-sifat suku yang menindas mereka.

Di Indonesia juga, pengaruh agama-agama sebelumnya masih tersisa dalam tradisi-tradisi yang ada sebelum datangnya Islam, kerana hal tersebut tidak mudah dihilangkan. Begitu juga dengan Bani Israil, mereka sulit menghilangkan pengaruh yang telah melekat pada diri mereka selama berada di bawah penindasan Firaun.

Selanjutnya, Nabi Musa alaihissalam dipanggil oleh Allah untuk bertemu dengan-Nya. Beliau pergi ke Bukit Tursina, dan Nabi Harun disuruh menjaga umatnya.

Namun, ketika Nabi Musa pergi, mereka diperdaya oleh Samiri. Akhirnya, mereka membuat patung sapi dari emas.

Nabi Harun sudah menegur dan mengingatkan mereka,

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِن قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَٰنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي

Wahai kaumku, sesungguhnya kalian telah terfitnah. Sesungguhnya Rabb kalian adalah Allah, maka ikutilah aku dan taatlah kepada perintahku. (Surah Thaahaa 90)

Apa jawapan Bani Israil? Mereka berkata,

قَالُوا لَن نَّبْرَحَ عَلَيْهِ عَاكِفِينَ حَتَّىٰ يَرْجِعَ إِلَيْنَا مُوسَىٰ

Kami tidak akan meninggalkan peribadatan terhadap sapi ini sampai Musa datang (Surah Thaahaa 91)

Mereka tidak menghiraukan Nabi Harun; yang mereka takutkan hanya Nabi Musa. Ketika Nabi Musa sedang dipanggil Allah, mereka melakukan kesyirikan ini. Sungguh, ini adalah umat yang sangat-sangat brengsek(celaka).

Tatkala Nabi Musa pulang, beliau melihat mereka menyembah berhala. Nabi Musa marah besar. Beliau memegang Alwah yang berisi Taurat, dan beliau membantingnya(membaling) kerana terlalu marah. (Surah al-A’raf 150)

وَلَمَّا رَجَعَ مُوسَىٰ إِلَىٰ قَوْمِهِ غَضْبَانَ أَسِفًا قَالَ بِئْسَمَا خَلَفْتُمُونِي مِن بَعْدِي ۖ أَعَجِلْتُمْ أَمْرَ رَبِّكُمْ ۖ وَأَلْقَى الْأَلْوَاحَ وَأَخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ ۚ قَالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكَادُوا يَقْتُلُونَنِي فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءَ وَلَا تَجْعَلْنِي مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Bayangkan, kita memegang Al-Qur’an, dan saking(sangat) marahnya kita, kita melemparnya. Begitulah perasaan Nabi Musa ketika itu, walaupun itu adalah kitab suci yang beliau pegang.

Nabi Musa kemudian datang kepada Nabi Harun dan memegang kepala serta jenggotnya, menariknya sambil bertanya, “Harun, bagaimana ini boleh terjadi?” Nabi Harun menjawab,

قَالَ يَا ابْنَ أُمَّ لَا تَأْخُذْ بِلِحْيَتِي وَلَا بِرَأْسِي ۖ إِنِّي خَشِيتُ أَن تَقُولَ فَرَّقْتَ بَيْنَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلَمْ تَرْقُبْ قَوْلِي

Jangan pegang leher dan jenggotku. Aku sudah mengingatkan mereka, tetapi mereka tidak mahu mendengar.” (Surah Thaaha 94)

Ini menunjukkan bahawa Nabi Harun berjenggot, begitu juga Nabi Musa. Bahkan, Tuhan Yesus juga berjenggot, begitu juga dengan orang-orang baik yang lain. Santa Claus berjenggot, Konghucu berjenggot, biksu-biksu juga berjenggot. Namun, sekarang ada orang yang berkata bahawa berjenggot tidak boleh.

Akhirnya, Nabi Musa pun marah. Allah subhanahu wa ta’ala kemudian memerintahkan Bani Israil untuk bertaubat. Di antara bentuk taubat mereka adalah,

إِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنفُسَكُم بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَىٰ بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِندَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Bunuhlah diri kalian (Surah al-Baqarah 54)

Mengapa? Kerana mereka telah melihat banyak mukjizat, maka hukuman mereka juga berat. Dalam Surah al-Baqarah, kita membaca bagaimana Allah memberikan mukjizat kepada mereka.

Tatkala mereka berjalan meninggalkan Kota Mesir, mereka merasa dahaga di tengah perjalanan di padang pasir. Mereka berkata,

إِذِ اسْتَسْقَىٰ مُوسَىٰ لِقَوْمِهِ فَقُلْنَا اضْرِب بِّعَصَاكَ الْحَجَرَ ۖ فَانفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۖ قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۖ كُلُوا وَاشْرَبُوا مِن رِّزْقِ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

Wahai Musa, kami kehausan. Mintalah kepada Tuhanmu agar memberikan kami air. (Surah al-Baqarah 60)

Maka, Nabi Musa memukul batu-batu besar, dan keluarlah air dari 12 keran(alir), kerana mereka adalah 12 suku. Biar tidak terjadi rebutan, maka 12 keran(alir) air itu keluar dari batu tersebut.

Bayangkan, tidak ada sumber air, tetapi batu itu mengeluarkan air. Ahli tafsir menyebut bahawa mereka membawa batu itu ke mana-mana, dan setiap kali mereka haus, air pun keluar dari batu tersebut.

Mukjizat seperti ini tidak pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Mukjizat di zaman Nabi Muhammad hanya sedikit, tetapi mukjizat yang Allah berikan kepada Nabi Musa dilihat oleh umatnya sangat banyak. Bayangkan, batu dipukul dan mengeluarkan air.

Ketika mereka berjalan di bawah terik matahari, mereka mengeluh,

وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ ۖ كُلُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ۖ وَمَا ظَلَمُونَا وَلَٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ

Ya Musa, kami kepanasan. Mintalah kepada Tuhanmu agar memberikan naungan kepada kami (Surah al-Baqarah 57) Maka, Nabi Musa berdoa, dan Allah mendatangkan awan yang menaungi mereka ke mana saja mereka berjalan. Mereka selalu berada di bawah naungan awan, sedangkan orang lain kepanasan.

Mereka juga mengeluh lapar, “Ya Musa, kami ingin makan. Mana makanan? Mintalah kepada Tuhanmu, kamu kan Nabi, mintalah kepada Tuhanmu.” Sedikit-sedikit mengeluh. Maka, Nabi Musa berdoa, dan Allah menurunkan Al-Manna wa As-Salwa. (Surah al-Baqarah 57)

وَأَنزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوَىٰ

Al-Manna itu adalah makanan yang Allah turunkan yang tergantung di pohon; mereka tinggal mengambilnya, tidak perlu diolah lagi, hanya tinggal makan. Ada yang mengatakan Al-Manna adalah semacam makanan atau madu. Sedangkan As-Salwa adalah burung-burung yang enak, tinggal mereka tangkap, panggang, dan makan.

Walaupun mereka sudah dikasih makanan yang banyak, mereka tetap bosan. Mereka berkata,

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَن نَّصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الْأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُوا يَعْتَدُونَ

Wahai Musa, kami bosan makan Al-Manna wa As-Salwa terus. Bosan ini, makan dari langit, makanan dari langit, ada yang mengatakan dari surga. Kami mahu yang lain! Mintalah kepada Tuhanmu agar menumbuhkan bagi kami ketimun, bawang, adas, dan kacang-kacangan,” kata mereka. Nabi Musa menjawab, “Apakah kalian ingin mengganti sesuatu yang baik dengan sesuatu yang buruk? Ini makanan spesial, tetapi kalian suruh ganti dengan bawang dan ketimun.” Nabi Musa menambahkan, “Jika kalian mencari bawang dan ketimun, di kota mana saja ada. (Surah al-Baqarah 61)

Namun, kalau Manna, dari mana kalian mahu dapatkannya?” Tetapi mereka tetap tidak sabar dan bosan, lalu berkata, “Wahai Musa…” Sungguh, mereka adalah umat yang paling brengsek(celaka), umat Nabi Musa.

Akhirnya, ketika mereka menyembah patung sapi, Allah memerintahkan mereka untuk bertaubat. Di antara cara mereka bertaubat, Allah menyuruh mereka membunuh diri. Maka, mereka yang tidak menyembah berhala memegang pisau, sementara yang menyembah berhala disuruh duduk. Allah menurunkan kegelapan, dan mereka disuruh menikam orang yang menyembah berhala sampai kegelapan itu hilang. Itulah cara mereka bertaubat. Ketika kegelapan datang, mereka menikam terus sampai kegelapan itu hilang. Banyak sekali yang menyembah berhala.

Oleh kerana itu, Allah dalam syariat Islam telah menghapuskan kesulitan seperti ini. Kita tidak perlu menikam diri sendiri untuk bertaubat. Orang yang pernah menyembah berhala, berbuat kesyirikan, atau percaya kepada dukun hanya perlu kembali kepada Allah.

Dulu begitu cara bertaubat Bani Israil kerana meskipun mereka diberi banyak mukjizat yang mereka lihat secara langsung, mereka tetap suka membangkang.

Bani Israil Hampir Sampai Ke Palestin

Di antara keburukan mereka, ketika Nabi Musa hampir sampai di Palestin, beliau menyuruh mereka masuk ke dalam kota Palestin, yang merupakan kampung halaman mereka. Namun, ternyata kota Palestin telah dikuasai oleh sekelompok suku yang kuat. Nabi Musa berkata,

يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَىٰ أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ

Ayo masuk, jihad lawan mereka (Surah al-Maidah 21)

Tetapi mereka berkata,

قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا حَتَّىٰ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِن يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ

Wahai Musa, sesungguhnya di sana ada orang-orang yang jago-jago. Kami tidak akan masuk ke sana sampai mereka keluar. Jika mereka sudah keluar, barulah kami masuk. (Surah al-Maidah 22)

Mereka tidak menyedari bahawa musuh itu tidak akan keluar dengan sendirinya. Bani Israil ini tidak mahu berjihad, mereka tidak mahu maju berperang.

Bahkan ada yang menasihati mereka, seperti dua orang yang takut kepada Allah, salah satunya Yusyab bin Nun. Mereka berkata,

قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Ayo masuk! Jika kita sudah masuk pintu Palestin, kita akan mengalahkan mereka. Kalau kalian masuk, pasti menang (Surah al-Maidah 23) Namun, Bani Israil tetap tidak mahu.

Akhirnya, mereka muncul dengan idea yang sangat cemerlang. Mereka berkata,

قَالُوا يَا مُوسَىٰ إِنَّا لَن نَّدْخُلَهَا أَبَدًا مَّا دَامُوا فِيهَا ۖ فَاذْهَبْ أَنتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ

Wahai Musa, ketahuilah, kami tidak akan masuk ke sana selama mereka masih ada di situ. Selamanya kami tidak akan masuk. (Surah al-Maidah 24)

Kami punya idea, “Musa, engkau saja pergi bersama Tuhanmu, lawan mereka. Kami akan menunggu di sini dan menunggu hasilnya.” Ini adalah idea mereka yang paling cemerlang saat itu.

Nabi Musa kemudian berdoa kepada Allah,

قَالَ رَبِّ إِنِّي لَا أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِي وَأَخِي ۖ فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ

Ya Allah, berilah keputusan antara kami dengan orang-orang fasik ini (Surah al-Maidah 25)

Maka Allah memberi hukuman kepada mereka.

قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ ۛ أَرْبَعِينَ سَنَةً ۛ يَتِيهُونَ فِي الْأَرْضِ ۚ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ

Sesungguhnya Palestin diharamkan bagi mereka selama 40 tahun (Surah al-Maidah 26)

Mereka diombang-ambingkan oleh Allah selama 40 tahun. Mereka tidak dapat masuk ke Palestin, dan arah mereka selalu diputar oleh Allah sehingga mereka tersesat selama 40 tahun. Allah berfirman, “Janganlah kau sedih terhadap orang-orang yang fasik.”

Tuduhan Bani Israil kepada Nabi Musa

Bani Israil ini sangat kurang ajar. Bayangkan, dalam hadis yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, disebutkan bahawa dalam Al-Qur’an, Allah berfirman,

يا أيها الذين آمنوا لا تكونوا كالذين آذوا موسى فبرأه الله مما قالوا وكان عند الله وجيها

Janganlah kalian seperti orang-orang yang menyakiti Musa, menuduh Musa dengan tuduhan yang tidak-tidak. Maka Allah pun membersihkan Nabi Musa dari tuduhan mereka. Padahal, Nabi Musa itu memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah. (Surah al-Ahzab 69)

Ayat ini berkaitan dengan tuduhan orang-orang Bani Israel terhadap nabi mereka, Nabi Musa. Orang Bani Israel mempunyai kebiasaan, ketika mereka mandi, mereka berkumpul dan mandi tanpa berpakaian di sungai. Hal ini dahulu merupakan sesuatu yang biasa bagi mereka.

Namun, Nabi Musa adalah seorang yang pemalu. Beliau tidak mandi bersama mereka dan lebih memilih mandi di tempat yang lain.

Mereka pun mengejek Nabi Musa, “Kenapa dia mandi di tempat lain? Pasti ada masalah di sekitar kemaluannya.” Mereka menuduh Nabi Musa memiliki penyakit. Bayangkan, jika seorang ustaz digituin oleh murid-muridnya, pastilah ustaznya akan jengkel. Apalagi ini seorang nabi yang digituin oleh umatnya yang brengsek-brengsek. Akhirnya, Nabi Musa suka mandi sendirian dan tidak mandi bersama mereka.

Suatu hari, Allah ingin membersihkan Nabi Musa dari tuduhan mereka. Rasul mereka telah menjadi bahan gunjingan. Mereka terus berkata, “Musa itu nggak pernah mandi sama kita karena ada masalah di sekitar kemaluannya.” Akhirnya, suatu hari Nabi Musa mandi dan meletakkan bajunya di atas batu. Ketika beliau sedang mandi, tiba-tiba Allah membuat batu itu berjalan dan membawa bajunya pergi.

Melihat itu, Nabi Musa segera naik dari sungai dan berlari mengejar batu tersebut sambil berteriak, “Hai batu! Bajuku! Bajuku!” Nabi Musa terus mengejar batu itu hingga melewati tempat pemandian murid-muridnya. Mereka pun menyadari kesalahan mereka, “Oh, ternyata kita salah duga.” Akhirnya, Nabi Musa memukul batu tersebut hingga meninggalkan tanda pukulannya. Nabi Musa sangat kuat, sehingga batu itu menjadi bonyok. Subhanallah, begitulah kurang ajarnya mereka hingga nabi mereka saja mereka tuduh dengan tuduhan yang tidak-tidak. Ini gambaran tentang Bani Israel.

Kita lanjutkan. Pada masa mereka tersesat selama 40 tahun, mereka tidak bisa masuk ke Palestina. Allah menghukum mereka, sehingga banyak yang meninggal. Muncullah generasi baru. Di antara yang meninggal saat itu adalah Nabi Harun dan Nabi Musa. Yang masih hidup adalah Yusyak bin Nun.

Yusyak Bin Nun

Siapa Yusyak bin Nun ini? Yusyak bin Nun adalah murid Nabi Musa yang setia kepada Nabi Musa. Dia adalah orang yang mengatakan, “Wahai kaumku, masuklah kalian! Jangan takut! Kalau kita masuk, kita akan menang.” Yusyak bin Nun juga menemani Nabi Musa dalam kisah yang disebutkan dalam Al-Qur’an tatkala Nabi Musa mencari Nabi Khadir, ketika Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّىٰ أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا

Tatkala Musa berkata kepada pembantunya… (Surah al-Kahfi 60) Pembantu ini maksudnya adalah Yusyak bin Nun.

Yusyak bin Nun disebutkan dalam satu peristiwa ketika dia sedang berjihad, kemudian matahari hampir tenggelam. Dalam kode etik peperangan zaman tersebut, jika matahari tenggelam, peperangan harus berhenti, padahal musuh sudah hampir kalah. Maka, Yusyak bin Nun berdoa kepada Allah, “Ya Allah, Engkau memerintahkan kami untuk berjihad, maka perintahkanlah matahari untuk berhenti, jangan dulu tenggelam.” Maka, matahari pun berhenti hingga dia selesai berjihad, baru matahari tenggelam. Itulah yang pernah dialami oleh Yusyak bin Nun alaihissalam.Setelah itu, mereka pun masuk ke negeri Palestina.

3 Tahapan Sejarah Bani Israil

Kemudian, sejarah mereka berkembang dalam tiga tahapan. Tahapan pertama disebut dengan Asrul Ahlul Qudhat. Ketika mereka masuk ke Palestin, karena mereka terdiri dari 12 suku, mereka membentuk 12 hakim, 12 qadi, masing-masing qadi memimpin sukunya. Setiap ada permasalahan di antara mereka, mereka adukan kepada sang qadi atau hakim untuk menentukan keputusan. Masa Asrul Ahlul Qudhat ini berlangsung sekitar 400 tahun, sebagaimana disebutkan oleh literatur Yahudi.

Setelah 400 tahun, masa hakim ini berakhir dan berubah menjadi tahapan kedua, yang dikenal dengan Ahlul Muluk, yaitu masa kerajaan. Sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:

أَلَمْ تَرَ إِلَى الْمَلَإِ مِن بَنِي إِسْرَائِيلَ مِن بَعْدِ مُوسَىٰ إِذْ قَالُوا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ إِن كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ أَلَّا تُقَاتِلُوا ۖ قَالُوا وَمَا لَنَا أَلَّا نُقَاتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَقَدْ أُخْرِجْنَا مِن دِيَارِنَا وَأَبْنَائِنَا ۖ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا إِلَّا قَلِيلًا مِّنْهُمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ

Wahai Nabi kami, mintalah kepada Tuhanmu agar mengutus seorang raja, dan dengan raja tersebut, kami akan berjihad melawan orang-orang kafir. (Surah al-Baqarah 246) Akhirnya, Allah mengabulkan permintaan mereka.

وَقَالَ لَهُمْ نَبِيُّهُمْ إِنَّ اللَّهَ قَدْ بَعَثَ لَكُمْ طَالُوتَ مَلِكًا ۚ قَالُوا أَنَّىٰ يَكُونُ لَهُ الْمُلْكُ عَلَيْنَا وَنَحْنُ أَحَقُّ بِالْمُلْكِ مِنْهُ وَلَمْ يُؤْتَ سَعَةً مِّنَ الْمَالِ ۚ قَالَ إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَاهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُ بَسْطَةً فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ ۖ وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَن يَشَاءُ ۚ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Maka Allah mengutus Thalut sebagai raja. (Surah al-Baqarah 247). Namun, ketika Allah menyatakan bahawa Thalut akan menjadi raja, mereka protes. Subhanallah, mereka yang meminta Allah memilihkan raja, dan ketika nabi mereka sudah memilih Thalut sebagai raja, mereka protes. Mereka berkata, Thalut miskin, kenapa dia yang jadi raja? (Surah al-Baqarah 247).

Bani Israel ini memang terkenal suka memberontak. Namun, Allah menjelaskan bahawa Thalut telah diberikan kekuatan tubuh dan ilmu yang kuat (Surah al-Baqarah 247). Akhirnya, Thalut diangkat menjadi raja dan memimpin mereka dalam perang. Thalut pun berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka.

Sejak saat itu, sistem pemerintahan Bani Israel berubah dari sistem hakim-hakim menjadi sistem kerajaan. Raja pertama mereka adalah Thalut, dan setelah kematian Thalut, muncul raja-raja berikutnya. Hingga akhirnya, puncak keemasan mereka terjadi di masa pemerintahan Raja Daud alaihissalam. Daud adalah seorang nabi sekaligus raja. Beliau hidup jauh setelah zaman Nabi Musa. Setelah Nabi Daud, kerajaan tersebut diteruskan oleh anaknya yang bernama Sulaiman. Ini adalah puncak kerajaan mereka.

Pada zaman Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, mereka membangun sebuah bangunan yang disebut dengan Haikal Sulaiman, yang merupakan pusat kerajaan Israel raya. Namun, kerajaan tersebut kemudian dihancurkan oleh musuh-musuh mereka di kemudian hari, sehingga hanya tersisa satu tembok dari kerajaan Sulaiman yang dikenal dengan Tembok Ratapan. Tembok itu menjadi tempat mereka menangis, sebagai sisa dari puing-puing kerajaan Haikal Sulaiman.

Kita tahu kisah Nabi Sulaiman cukup panjang. Intinya, Nabi Sulaiman adalah raja terakhir yang memimpin Bani Israel dalam kejayaan. Setelah Nabi Sulaiman wafat, maka dimulailah tahapan ketiga, yaitu tahapan perpecahan. Terjadilah perselisihan antara anak Nabi Sulaiman dengan anak dari suku lain. Anaknya Nabi Sulaiman, yang bernama Ruhbuam bin Sulaiman, berselisih dengan seorang bernama Yorbuam bin Nobat.

Akhirnya, Ruhbuam bergabung dengan sebagian suku dan membentuk satu kerajaan yang disebut sebagai Kerajaan Yahudi. Yahudza adalah nama salah seorang dari 12 suku keturunan Nabi Yusuf. Konon, Yahudza adalah anak tertua. Ruhbuam bergabung dengan suku Benjamin dan suku Yahudza, dan mereka mendirikan satu kerajaan bernama Kerajaan Yahudi.

Suku-suku lainnya bergabung dengan Yorbuam bin Nobat dan membentuk satu kerajaan bernama Kerajaan Israel. Dengan demikian, mereka terpecah menjadi dua kerajaan: Kerajaan Yahudi dan Kerajaan Israel. Yahudi itu sendiri asalnya adalah nama salah seorang dari 12 suku, yaitu Yahudza. Dari sinilah mereka sering mengalami perang saudara dan konflik internal. Akhirnya, kerajaan mereka hancur. Mereka bangkit kembali, namun kemudian hancur lagi.

Yahudi Dibunuh Oleh Hitler

Akhirnya, mereka terpencar-pencar(pecah) ke seluruh dunia hingga masa Perang Dunia II, ketika mereka dibunuh oleh Hitler. Hitler pada tahun 1936-1945 melakukan genosida terhadap orang-orang Yahudi. Konon, dia sangat jengkel dengan Yahudi, sehingga dia mengumpulkan semua orang Yahudi di Eropah dan membawanya ke Jerman. Sehinggakan orang Jerman sampai ke Amsterdam dan mengambil orang Yahudi. Ditangkap semuanya dan dibawa ke Jerman. Banyak orang Yahudi yang dibunuh, diperkirakan sekitar 6 juta orang. Entah benar atau tidak jumlah tersebut, tetapi banyak yang dibunuh oleh Hitler karena kebenciannya terhadap Yahudi. Kalau kita pelajari tentang aqidah Yahudi, kita bisa memahami mengapa Hitler membunuh mereka.

Itu terjadi pada tahun 1936, dan sekarang tahun 2018. Berapa lama selisihnya? Mari kita hitung, dikurangi dengan kalkulator, jangan lama-lama. Belum 100 tahun, bukan? Belum, baru 82 tahun. Dalam 82 tahun, sejak pembunuhan yang banyak tersebut, mereka sudah menguasai dunia lagi. Cepat sekali, belum satu abad. Bayangkan sekarang, walikota Amsterdam orang Yahudi, yang pegang ekonomi di Jerman Yahudi, yang pegang ekonomi di Amsterdam Yahudi. Mall-mall, kasino, tempat-tempat hiburan, bahkan rumah sakit, semuanya dimiliki oleh orang Yahudi. Bayangkan, belum satu abad, mereka sudah menguasai kembali dunia. Luar biasa, baru saja dibasmi oleh Hitler, sekarang mereka yang berkuasa kembali.

Apakah Orang Yahudi Sekarang Berketurunan Nabi Ya’kub?

Tentu anda bertanya-tanya, kok bisa, setelah dibunuh jutaan orang, mereka bisa menguasai dunia kembali? Jumlah mereka waktu itu seharusnya habis, kok bisa ya? Apakah benar-benar orang Yahudi sekarang adalah keturunan Nabi Ya’kub alaihissalam? Jawabannya benar, tapi tidak semuanya. Ini dijelaskan oleh para ulama, ada banyak hal yang menunjukkan bahawa orang Yahudi yang sekarang ini bukanlah semuanya keturunan Nabi Ya’kub. Tidak semuanya adalah keturunan nabi, mereka tidak semuanya habib, keturunan Nabi Ya’kub alaihissalam. Kita habib, tapi habib dari Nabi Adam ya, bukan dari Nabi Ya’kub.

Jadi, mereka ini keturunan Nabi Ya’kub, tapi tidak semuanya. Dalilnya apa? Para ulama menjelaskan, pertama dilihat dari sisi fisik saja. Kalau anda lihat orang-orang Yahudi sekarang, fisik mereka tidak seragam. Ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, ada yang berkulit seperti orang Eropa, ada yang sipit, ada yang bermacam-macam modelnya. Ada yang tipe(ciri) orang India, ada tipe orang Turki. Berbeda dengan, misalnya, orang Arab. Fisik orang Arab tetap terjaga, meskipun mereka menikah dengan sesama Arab, tetap terlihat ciri-ciri Arabnya. Arab dengan hidung pesek(kembang) itu jarang sekali, mungkin ada kejadian-kejadian begitu, tapi itu langka(jarang). Saya pernah bertemu teman Arab, bapaknya Arab, ibunya Cina. Rupanya anaknya lahir dengan mata sipit, tapi bentuk tubuhnya tetap Arab. Orang lihat tidak percaya, tapi begitulah, mukanya Cina, tapi tubuhnya Arab. Itu langka.

Sementara kalau kita lihat orang Yahudi, fisiknya sangat-sangat berbeda, ada yang mirip fisik Turki, Eropa, India, Afrika. Tidak mungkin mereka menjaga keutuhan keturunan mereka sebagai keturunan Nabi Ya’kub alaihissalam. Jadi, lihat fisik saja, sudah jelas bahawa tidak semuanya keturunan Nabi Ya’kub.

Bagaimana Jumlah Mereka yang Sedikit Tiba-Tiba Menjadi Banyak?

Kemudian, bagaimana jumlah mereka yang sedikit tiba-tiba bisa menjadi banyak? Ternyata, disebutkan oleh para ulama, mereka menikahi wanita-wanita dari luar kelompok mereka, dan wanita-wanita mereka dinikahi oleh suku-suku dari luar mereka. Semuanya dinisbahkan kepada orang Yahudi.

Bahkan, waktu saya ke Eropah, sebahagian kawan-kawan saya yang punya teman di sana, seorang habib dari keturunan Nabi shallallahu alaihi wasallam, bercerita bahawa Yahudi yang dia temui sekarang, nasabnya kembali kepada ibunya, bukan kepada bapaknya. Ini adalah penyimpangan pada sebahagian orang Yahudi, mereka menisbahkan nasab mereka kepada ibu, padahal seharusnya kepada bapak. Bukankah Yusuf bin Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim semuanya kembali kepada bapak? Namun, sebagian Yahudi sekarang, nasabnya kembali kepada ibunya. Ini penyimpangan, tapi mereka fanatik terhadap Yahudi.

Jadi, tidak benar pengakuan mereka bahawa mereka masih murni keturunan Nabi Ya’kub. Ini juga diperkuat oleh para ulama bahawa Yahudi sekarang bukanlah Yahudi Bani Israil, tetapi sudah bercampur baur.

Apalagi, disebut dalam sejarah ada satu suku dari Turki yang kemudian masuk Yahudi. Satu suku tersebut semuanya memeluk agama Yahudi, dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nabi Ya’kub alaihissalam, tidak ada keturunan darah dari Nabi Ya’kub, tapi mereka senang dengan agama Yahudi dan menjadi penganutnya.

AQIDAH ORANG YAHUDI

Baik hadirin, kita akan berbicara tentang aqidah orang Yahudi secara singkat.

3 Sumber Pemikiran Mereka

Mereka punya tiga sumber pemikiran. Yang pertama namanya kitab Taurat. Yang kedua namanya kitab Talmud. Yang ketiga namanya Protokolat.

Sumber Hukum Pertama Iaitu Taurat

Taurat adalah kitab yang mereka yakini sebagai wahyu yang dituliskan oleh Allah untuk Nabi Musa. Dan inilah kitab Taurat yang mereka jadikan sebagai pedoman.

Inilah yang sekarang diyakini oleh orang Nasrani sebagai Perjanjian Lama. Perjanjian Lama dicetak bersama Bible, yang isinya mencakup Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan juga risalah-risalah Rasul, yaitu tulisan-tulisan Paulus. Perjanjian Lama inilah yang diyakini oleh orang-orang Nasrani sebagai Taurat, sisa peninggalan Nabi Musa alaihissalam.

Taurat Telah Berlaku Banyak Penyimpangan

Allah subhanahu wa ta’ala telah menjelaskan bahawa Taurat telah mengalami banyak penyimpangan. Oleh sebab itu, Allah berfirman,

فَوَيْلٌ لِّلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِندِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَّهُم مِّمَّا يَكْسِبُونَ

Sungguh celaka mereka, orang-orang yang menuliskan Taurat dengan tangan mereka sendiri, kemudian mereka berkata, ‘Ini dari Allah subhanahu wa ta’ala,’ hanya untuk mendapatkan dunia saja (Surah al-Baqarah 79).

Mereka menjual ayat-ayat Allah demi keuntungan duniawi. Jika ada orang yang membutuhkan hukum tertentu, mereka akan membuatnya, dan berkata bahawa ada ayatnya. Mereka menulis ayat tersebut seolah-olah berasal dari Allah, padahal itu buatan mereka sendiri, demi menghalalkan apa yang diinginkan oleh masyarakat, seperti bir atau makanan yang diharamkan. Allah mencela perbuatan mereka, Celaka apa yang mereka tulis, dan celaka apa yang mereka perbuat. (Surah al-Baqarah 79).

Allah juga berfirman,

أَفَتَطْمَعُونَ أَن يُؤْمِنُوا لَكُمْ وَقَدْ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْهُمْ يَسْمَعُونَ كَلَامَ اللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُ مِن بَعْدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Apakah kalian berharap mereka beriman, sedangkan mereka berpura-pura menyampaikan firman Allah, padahal itu bukan firman-Nya. Mereka merubah-rubah kitab, melakukan tahrif, sehingga seolah-olah itu adalah firman Allah. (Surah al-Baqarah 75).

Allah juga berfirman,

وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللَّهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Di antara mereka ada sekelompok orang yang memutar-mutar lidah mereka sehingga orang menyangka ini adalah bagian daripada Taurat, padahal bukan. Mereka berkata bahawa ini dari sisi Allah, padahal bukan dari sisi Allah, dan mereka berdusta atas nama Allah, padahal mereka tahu itu adalah dusta (Surah ali Imran 78).

Kata Allah bagaimana Kami berharap mereka beriman, padahal kepada Tuhan mereka sendiri saja mereka berani berdusta, dan membuat kebohongan atas nama-Nya. Orang Islam ingin mereka beriman, tapi Allah putuskan jangan berharap mereka beriman kerena mereka seperti itu sifatnya.

Jadi, Taurat telah mengalami banyak penyimpangan, dan penyimpangan tersebut sangat jelas terlihat, terutama dalam hal ketuhanan dan tentang Allah subhanahu wa ta’ala.

Taurat ini juga ada dalam berbagai manuskrip, seperti Manuskrip Al-Ibriyah/ Nusra Al-Ibriyah, Nusra Al-Yunaniyah, dan Nusra Assamiriyah. Orang Yahudi sendiri berkelompok-kelompok, tidak semuanya beriman kepada satu manuskrip yang sama. Ada yang beriman kepada manuskrip ini, ada yang beriman kepada manuskrip itu, sehingga mereka pun terpecah-pecah.

Tiga manuskrip Taurat tersebut memiliki perbedaan yang sangat signifikan. Lalu, mana yang harus diikuti? Makhtufat yang mana? Manuskrip yang mana? Taurat memiliki tiga Manuskrip, dengan tiga manuskrip yang berbeda, sehingga mereka juga berkelompok-kelompok berdasarkan manuskrip yang mereka yakini. Jumlah surah dari manuskrip-manuskrip tersebut berbeza.

Al-Quran tidak demikian. Al-Quran semuanya sama, 114 surah, dalam cetakan manapun tetap 114 surah. Bahkan, bukan hanya manusia yang menghafalnya, banyak orang yang hafal Al-Quran. Jika ada satu huruf saja yang hilang, pasti orang sudah tahu. Itulah kelebihan Al-Quran. Allah berfirman,

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ

Ahli Zikir, Kami memudahkan Al-Quran untuk menjadi peringatan (Surah al-Qamar 22). Dan orang-orang hafal al-Quran.

Adapun kitab lain, tidak ada yang bisa menghafalnya. Bahkan kita bisa katakan, orang Islam lebih hafal Injil daripada orang Nasrani. Masya Allah, sebagian ustaz lebih hafal Injil daripada orang Nasrani sendiri. Oleh sebab itu, idea yang cemerlang muncul ketika sebagian universitas membuka pendaftaran tanpa tes bagi orang yang hafal Al-Quran. Jika agama lain juga ingin demikian, silakan, yang hafal Injil masuk gratis, tanpa tes. Namun, tidak ada dari mereka yang bisa menghafal Injil. Siapa yang bisa hafal Injil? Tidak ada.

Al-Quran adalah mukjizat, yang hafal bukan hanya orang dewasa, bahkan anak kecil yang tidak tahu bahasa Arab pun hafal Al-Quran. Ada yang hafal nomor-nomornya, luar biasa, bahkan ada yang hafal dari belakang ke atas, luar biasa. Antum disuruh hafal dari belakang ke atas, pasti bingung, “Allahu Ahad, sebelumnya apa? Coba, surat apa sebelumnya?” Bingung, harus diurutkan dari atas baru bisa ketahuan.

Jadi, para hadirin, mereka mengalami penyimpangan luar biasa, sampai jumlah surat pun berbeda-beda, dan isinya aneh-aneh, terutama dalam hal ketuhanan dan tentang Allah subhanahu wa ta’ala. Allah sudah memberi isyarat bagaimana orang Yahudi berani mencela Allah.

Hal Ketuhanan Menurut Yahudi

Dalam Al-Quran, Allah berfirman bahawa orang Yahudi berkata,

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ ۚ غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا

Tangan Allah terbelenggu. Justru, tangan mereka yang terbelenggu, dan mereka dilaknat atas tuduhan mereka terhadap Allah (Surah al-Maidah 64).  Allah saja mereka cela.

Kata Allah lagi:

لَّقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ

Sungguh Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi, Allah itu miskin, kami yang kaya. Kami akan tulis apa yang mereka katakan (Surah al-Maidah 64).

Nabi Musa suruh mereka bersedekah, lalu mereka kata: memang Allah miskin, kita yang kaya bersedekah untuk Allah. Mereka mencela Allah, dan bahkan membuat ejekan yang hina terhadap-Nya.

Sebagian ulama mengatakan, jika Anda diejek atau direndahkan, jangan terlalu sedih. Allah saja dihina oleh orang Yahudi, dan Nabi pun dihina. Jika anda baru dihina oleh orang saja sudah marah-marah, sabarlah. Ini adalah isyarat dari Allah bahawa mereka berani berbicara ngawur(sembarang) tentang Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam Perjanjian Lama, dalam Taurat yakni dalam Kitab Kejadian, disebutkan bahawa setelah Allah selesai menciptakan alam semesta pada hari ke-7, Allah beristirahat. Oleh karena itu, orang Yahudi menjadikan hari Sabtu sebagai hari istirahat sebagai bentuk solidaritas terhadap Allah subhanahu wa ta’ala. Namun, konsep ini sangat salah. Masa Tuhan istirahat? Bagaimana bisa? Mereka malah menganggap bahawa Tuhan istirahat pada hari Sabtu, dan melarang orang bekerja pada hari tersebut sebagai bentuk solidaritas kepada Tuhan.

Allah membantah hal tersebut. Allah berfirman bahawa,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ وَمَا مَسَّنَا مِن لُّغُوبٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dalam waktu enam hari dan Kami tidak merasa capek(penat) (Surah Qaf 38).

Tidak ada keharusan bahawa hari ketujuh adalah hari istirahat. Jika Allah menciptakan alam semesta hanya dalam satu hari, maka 6 hari istirehat?. Maka tidak ada konsep istirahat seperti itu.

Kemudian, mereka juga mensifati Allah dengan kejahilan. Dalam Perjanjian Lama, misalnya, ada kisah Nabi Adam alaihissalam yang makan buah yang dilarang, dan kemudian dia dan Hawa merasa telanjang dan bersembunyi di balik pohon. Mereka mendengar suara langkah kaki Allah di syurga dan Allah bertanya, “Adam, di mana kamu?” Ini merupakan penghinaan terhadap Allah, karena mereka menggambarkan Allah seolah-olah tidak mengetahui keberadaan Adam.

Jadi, jika Allah masuk ke syurga dan bertanya kepada Adam, ini adalah gambaran yang sangat tidak pantas. Allah Maha Mengetahui segalanya. Nabi Adam alaihissalam seharusnya tahu bahawa Allah tidak mungkin tidak mengetahui keberadaannya. Dengan demikian, gambaran seperti itu dalam Taurat menyiratkan bahawa Allah tidak mengetahui apa yang terjadi, yang merupakan tuduhan jahil.

Selanjutnya, disebutkan dalam Taurat bahawa Allah menyesal menciptakan manusia karena manusia tidak taat kepada-Nya. Menurut mereka, Allah menyesal menciptakan manusia sehingga mengirimkan banjir kepada kaum Nabi Nuh. Penyesalan seperti ini tidak pantas bagi Allah. Orang yang menyesal adalah orang yang salah perkiraan dan tidak mengetahui rencana sebenarnya. Penyesalan tidak mungkin terjadi pada Allah, karena Allah Maha Mengetahui segalanya dan tidak pernah salah dalam perhitungan-Nya.

Makanya, Allah menyesal menciptakan manusia adalah sifat-sifat yang buruk bagi Allah subhanahu wa ta’ala. Ini tidak dilakukan kecuali oleh orang Yahudi yang memang terkenal dengan perilaku buruk mereka.

Dalam Al-Quran, terdapat kisah bagaimana mereka mengolok-olok Nabi Musa. Mereka berkata,

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَن نُّؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ نَرَى اللَّهَ جَهْرَةً فَأَخَذَتْكُمُ الصَّاعِقَةُ وَأَنتُمْ تَنظُرُونَ

Wahai Musa, kami tidak akan beriman kepada kamu sampai kami melihat Allah secara langsung. Jika tidak, kami tidak akan beriman (Surah al-Baqarah 55).

Ini adalah sikap kurang ajar. Kata Allah,

ثُمَّ بَعَثْنَاكُم مِّن بَعْدِ مَوْتِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dia menurunkan halilintar dan membunuh mereka. Kemudian Allah menghidupkan mereka kembali, tetapi mereka tetap tidak berubah. (Surah al-Baqarah 56). Subhanallah, bayangkan, setelah mereka dibangkitkan dan melihat kekuasaan Allah, mereka tetap tidak sadar dan tidak bertobat. Mereka terus saja berperilaku buruk.

Orang Yahudi bahkan menipu Allah dengan cara yang sangat licik.

وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ ۙ لَا تَأْتِيهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ نَبْلُوهُم بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

Mereka dilarang menangkap ikan pada hari Sabtu. Namun, pada hari Jumat mereka memasang jaring di pinggir pantai. Pada hari Sabtu, ikan-ikan banyak sekali muncul dan melompat-lompat di depan mereka. Mereka merasa ikan-ikan itu seperti mengejek mereka. Pada hari lain, ikan tidak datang. Hari Sabtu adalah saat ikan datang dengan banyaknya (Surah al-A’raf 163). Karena itu, mereka membuat galian di pinggir pantai pada hari Jumat, sehingga ikan-ikan terjebak di dalam galian ketika air naik pada hari Sabtu. Mereka mengambil ikan-ikan tersebut pada hari Minggu dan tidak bekerja pada hari Sabtu. Mereka merasa cara ini tidak melanggar larangan. Akhirnya, Allah mengubah mereka menjadi monyet, yang sangat mirip dengan manusia tetapi bukan manusia. Apa yang mereka lakukan sangat mirip dengan kebenaran tetapi bukan kebenaran. Al-Jazak Min Jinsil Amal, yakni balasan sesuai dengan perbuatan mereka.

Mereka juga berbicara buruk tentang Allah subhanahu wa ta’ala. Dalam Taurat, mereka menggambarkan Allah seolah-olah capek, berjalan-jalan, atau menyesal. Mereka juga menganggap Allah jahil. Ini adalah tuduhan yang sangat mengerikan terhadap Allah.

Hal Kenabian Menurut Yahudi

Dalam Taurat juga, Anda mendapati pembicaraan mereka yang buruk tentang para nabi. Misalnya, mereka bercerita tentang Nabi Nuh alaihissalam. Dalam Al-Quran,

ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ ۚ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا

Nabi Nuh adalah seorang hamba yang pandai bersyukur (Surah al-Isra’ 3) dan sabar,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ ظَالِمُونَ

Berdakwah selama 950 tahun (Surah al-Ankabut 14).

Namun, dalam Perjanjian Lama, mereka menyebutkan bahawa Nabi Nuh pertama kali adalah seorang petani, menanam anggur, kemudian minum khamar dan telanjang di dalam kemahnya. Ini adalah penghinaan terhadap Nabi Nuh yang sebenarnya sangat suci dan sabar.

Nabi Luth juga tidak luput dari tuduhan mereka. Mereka mengarang cerita bahawa Nabi Luth berzina dengan kedua putrinya, dan dari perzinahan tersebut lahir anak-anak yang menjadi beberapa suku. Mereka membuat cerita ini untuk menghina suku-suku tersebut karena mereka memiliki permusuhan dengan suku-suku yang keturunannya berasal dari Nabi Luth.

Dalam Al-Quran, Nabi Luth adalah orang yang sangat suci. Kaumnya bahkan mengejeknya karena menolak homoseksualitas dan lesbianisme.

وَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا أَخْرِجُوهُم مِّن قَرْيَتِكُمْ ۖ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ

Nabi Luth menolak praktik tersebut, dan kaumnya menganggapnya sok suci (Surah al-A’raf 82).

Kisah-kisah yang dibuat oleh orang Yahudi dalam Taurat menunjukkan bagaimana mereka berusaha menghina nabi-nabi dan agama dengan cara yang sangat buruk.

Maka dikatakan oleh kaumnya bahawa mereka adalah kaum yang sok suci. Dalam Islam, Nabi Luth dan putri-putrinya dipuji sebagai orang-orang yang suci. Namun, dalam Taurat, ternyata mereka digambarkan berzina.

Bayangkan, Nabi Harun alaihissalam disebutkan dalam Al-Quran sebagai orang yang melarang Bani Israil menyembah berhala.

وَلَقَدْ قَالَ لَهُمْ هَارُونُ مِن قَبْلُ يَا قَوْمِ إِنَّمَا فُتِنتُم بِهِ ۖ وَإِنَّ رَبَّكُمُ الرَّحْمَٰنُ فَاتَّبِعُونِي وَأَطِيعُوا أَمْرِي

Dia berkata, Wahai kaumku, jangan sembah berhala. Kalian telah terfitnah, kalian terpedaya. Tuhan kalian adalah Allah, bukan berhala. Ikutilah Aku dan taatilah perintahku. (Surah Thahaa 90).

Namun, dalam versi Perjanjian Lama, dalam kitab Keluaran, disebutkan bahawa Harun alaihissalam, dialah yang menyuruh orang-orang untuk beribadah kepada patung sapi. Ini adalah penghinaan terhadap Nabi Harun.

Belum selesai, mereka juga berbicara buruk tentang Nabi Daud alaihissalam. Mereka mengatakan bahawa Nabi Daud naksir(zalim) pada Perempuan, istri temannya dan meminta temannya untuk berperang di garis depan sehingga bisa mati dahulu. Ini adalah tuduhan yang sangat serius dan merendahkan.

Kenapa Mereka Membuat Cerita Aneh Tentang Allah SWT dan Rasul-Nya

Timbul pertanyaan, mengapa mereka membuat cerita-cerita aneh tentang Allah dan para nabi dalam Taurat?

Sebagian orang berpendapat bahawa mereka ingin melegalkan perbuatan mereka sendiri. Mereka ingin bebas melakukan apa yang mereka inginkan, jadi mereka membuat cerita-cerita buruk tentang para nabi untuk membenarkan perilaku mereka sendiri.

Aqidah Yahudi Terhadap Hari Akhirat

Bagaimana keyakinan orang Yahudi terhadap hari akhirat? Mereka beriman dengan hari akhirat, hari pembalasan, serta tentang surga dan neraka. Namun, mereka melakukan penyimpangan dalam keyakinan mereka. Mereka menyangka hanya mereka yang akan masuk surga.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman,

قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِن زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Katakanlah, wahai Muhammad, kepada orang-orang Yahudi, jika kalian menyangka bahawa kalian adalah wali-wali Allah semata, maka mintalah mati. Jika kalian merasa bahawa mati pasti membawa kalian ke surga, maka mintalah mati saja (Surah Jumuah 6).

Namun, apa kata Allah?

وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ

Mereka tidak akan meminta mati karena mereka tahu perbuatan mereka. (Surah Jumuah 7).

Seharusnya, jika mereka yakin akan masuk surga, mereka tidak perlu lama-lama di dunia.

وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصَ النَّاسِ عَلَىٰ حَيَاةٍ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا ۚ يَوَدُّ أَحَدُهُمْ لَوْ يُعَمَّرُ أَلْفَ سَنَةٍ وَمَا هُوَ بِمُزَحْزِحِهِ مِنَ الْعَذَابِ أَن يُعَمَّرَ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌ بِمَا يَعْمَلُونَ

Mereka tidak mau mati, bahkan mereka sangat ingin hidup lama. Mereka berharap umur mereka sampai seribu tahun (Surah al-Baqarah 96). Jika mereka benar-benar yakin surga itu hanya milik mereka, mereka seharusnya tidak takut mati. Tetapi mereka sangat takut akan kematian, yang menunjukkan kontradiksi dalam keyakinan mereka.

Dalam ayat yang lain:

قُلْ إِن كَانَتْ لَكُمُ الدَّارُ الْآخِرَةُ عِندَ اللَّهِ خَالِصَةً مِّن دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Katakanlah sekiranya menyangka bagi kalian itu syurga semata tanpa manusia yang lain, maka mintalah kematian sekiranya kalian dari kalangan orang yang benar (Surah al-Baqarah 94)

وَلَن يَتَمَنَّوْهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ

Namun mereka tidak menginginkan kematian selama-lamanya selepas apa yang mereka lakukan (Surah al-Baqarah ayat 95)

Mereka juga meyakini, walaupun mereka masuk neraka, hanya sebentar sahaja. Hanya beberapa hari sahaja.

Allah berfirman,

وَقَالُوا لَن تَمَسَّنَا النَّارُ إِلَّا أَيَّامًا مَّعْدُودَةً ۚ قُلْ أَتَّخَذْتُمْ عِندَ اللَّهِ عَهْدًا فَلَن يُخْلِفَ اللَّهُ عَهْدَهُ ۖ أَمْ تَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Mereka berkata, kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan beberapa hari sahaja. Kata Allah, Apakah kalian pernah mengambil perjanjian dengan Allah bahawa jika kalian meninggal, kalian hanya akan masuk neraka beberapa hari saja? Padahal Allah tidak pernah menyelisihi janji-Nya, ataukah kalian berbicara tentang Allah dengan apa yang kalian tidak ketahui? (Surah al-Baqarah ayat 80)

Ini adalah keyakinan mereka sampai sekarang. Saya punya kawan yang bekerja di Australia, bosnya adalah orang Yahudi. Dia mengambil barang dari Indonesia dan menjualnya ke Australia. Namun, pihak pemerintah Australia hanya mau menerima barang tersebut jika ada stempel Yahudi dari bosnya, padahal barangnya berasal dari Bandung. Kalau tidak distempel oleh Yahudi, barang tersebut tidak mau dibeli.

Rekan kerjanya, yang juga seorang Yahudi, mengatakan bahawa dalam keyakinan mereka, jika seseorang masuk neraka, maka hanya akan berada di sana selama beberapa hari. Subhanallah, ini persis seperti firman Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka yakin, sejak zaman Yahudi sampai sekarang, bahawa meskipun mereka masuk neraka, mereka hanya akan berada di sana selama beberapa hari.

Itulah Taurat yang sudah menyimpang.

Sumber Hukum Kedua Iaitu Talmud

Sumber hukum mereka yang kedua adalah Talmud. Talmud terdiri atas dua bagian, yaitu matan dan syarah. Matan disebut mushannah, dan syarah disebut jumara atau jamara.

Jadi, ada matan dan syarah dalam Talmud ini, mirip seperti kitab fiqih yang kita miliki, dengan matannya dan syarahnya. Namun, orang-orang Yahudi lebih mensucikan Talmud daripada Taurat, sebagaimana sebagian orang Islam lebih mensucikan kitab kiainya atau syekhnya daripada Al-Qur’an. Ada sebagian orang Islam yang seperti itu.

Talmud sebenarnya adalah penjelasan dari para ulama Yahudi, seperti pendeta atau rahib Yahudi, tentang Taurat. Akhirnya, penjelasan ini diabadikan dan dijadikan kitab suci tersendiri yang dinamakan Talmud.

Oleh karena itu, mereka berkata bahawa barangsiapa yang belajar Taurat telah melakukan kemuliaan, tetapi tidak berhak mendapatkan ganjaran. Sebaliknya, barangsiapa yang belajar mushannah, yaitu matan dari Talmud, maka dia telah melakukan kebajikan dan berhak mendapatkan ganjaran. Sedangkan barangsiapa yang mempelajari jamara, yaitu syarah dari Talmud, maka dia telah melakukan keutamaan yang terbesar. Ini menunjukkan bahawa mereka lebih mengagungkan Talmud daripada Taurat.

Talmud ini banyak, tebal, dan berjilid-jilid. Namun, tidak ada dalam bahasa Indonesia. Mungkin ada dalam bahasa mereka sendiri, dan dalam bahasa Inggris mungkin sudah diterjemahkan. Saya punya kawan, kakak kelas saya di jurusan aqidah, yang pernah meneliti Talmud yang tebal tersebut dalam bahasa Inggris. ‘Bagaimana Sikap Talmud Terhadap Allah SWT’. Dia membuat risalah tersebut tiga jilid tentang Talmud, dengan cetakan dalam bahasa Inggeris dan bahasa Yahudi.

Dia memberikan bukunya kepada saya, tetapi saya belum membacanya karena terlalu banyak. Namun, ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil.

Sifat Ketuhanan

Dalam Talmud, disebutkan bahawa:

  1. Mereka menyangka Allah itu muraja’ah Talmud bersama Malaikat.
  2. Mereka kata juga di dalamnya bahawa Allah memiliki kegiatan seperti bermain-main dengan ikan paus.
  3. Selain itu, mereka meyakini bahawa Allah menangis karena musibah yang menimpa orang Yahudi.

Talmud sebenarnya masih banyak membahas hal-hal tentang Allah, tetapi saya belum sempat membaca risalah tersebut. Suatu waktu, mudah-mudahan saya akan baca daftar isinya dan perkataan mereka tentang Allah dalam Talmud.

Keyakinan Terhadap Mereka Sendiri

Kemudian, bagaimana keyakinan mereka tentang diri mereka sendiri dalam Talmud?

  1. Di antaranya, orang Yahudi menyangka bahawa ruh mereka adalah bahagian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
  2. Mereka juga meyakini bahawa kedudukan mereka lebih tinggi daripada malaikat. Barangsiapa yang memukul Yahudi berarti telah memukul keperkasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, seolah telah memukul zat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jadi, mereka menganggap diri mereka ini adalah suku istimewa, pilihan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak ada suku lain yang seperti mereka. Mereka meyakini bahawa ruh mereka berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, mereka tidak menerima apabila ternyata ada nabi dari Arab. Mereka sudah mengetahui bahawa nabi terakhir yang mereka tunggu-tunggu adalah dari bangsa Arab.

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Mereka menganggap nabi tersebut akan berasal dari Bani Israil. Begitu nabi tersebut muncul, padahal mereka sudah benar-benar mengenal sifat-sifatnya seperti anak-anak mereka (Surah al-Baqarah 146),

وَلَمَّا جَاءَهُمْ كِتَابٌ مِّنْ عِندِ اللَّهِ مُصَدِّقٌ لِّمَا مَعَهُمْ وَكَانُوا مِن قَبْلُ يَسْتَفْتِحُونَ عَلَى الَّذِينَ كَفَرُوا فَلَمَّا جَاءَهُم مَّا عَرَفُوا كَفَرُوا بِهِ ۚ فَلَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الْكَافِرِينَ

mereka tetap kafir kepada nabi tersebut (Surah al-Baqarah 89)

Kenapa?

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ ۖ فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Karena hasad (Surah al-Baqarah 109), yaitu karena hasad saja, mereka merasa tidak pantas jika nabi terakhir berasal dari suku yang lain.

Di antara keyakinan mereka tentang diri mereka dalam Talmud juga,

  1. Mereka percaya bahawa mereka menguasai seluruh jiwa manusia dan seluruh harta manusia. Menurut mereka, seluruh harta dunia ini adalah milik Yahudi.

Maka, jika seseorang mengambil harta mereka, tidak ada masalah. Mereka meyakini bahawa merampas harta orang lain tidak masalah karena seluruh harta adalah milik mereka. Mereka bahkan menganggap membunuh orang juga tidak masalah karena seluruh jiwa adalah milik mereka. Ini adalah keyakinan mereka.

Selanjutnya,

  1. Mereka meyakini bahawa seluruh manusia di alam semesta ini diciptakan untuk melayani mereka.

Semua suku—baik suku Jawa, suku Bugis, suku Madura, suku Eropa, suku Afrika—diciptakan oleh Allah untuk melayani mereka.

  1. Mereka juga meyakini bahawa jika seorang Yahudi berhadapan dengan syahwat dan tidak bisa menahan diri, maka dia boleh berserah diri kepada syahwat tersebut.

Jadi, jika seseorang sudah ingin berzina dan tidak bisa menahan diri, mereka merasa tidak apa-apa untuk berzina. Ini adalah keyakinan mereka.

Selain itu,

  1. Mereka yakin bahawa surga tidak mungkin dimasuki kecuali oleh orang-orang Yahudi.

Mereka menolak liberalisme dan pluralisme, karena mereka meyakini bahawa hanya suku mereka saja yang dapat masuk surga, sementara suku lain tidak diperbolehkan. Mereka juga tidak mau suku lain masuk ke dalam agama Yahudi. Mereka harus menjaga keturunan Nabi Ya’kub as. Oleh kerana itu mereka tidak suka dengan agama Nasrani, kerana menjadikan agama Bani Israil sebagai universal—dimana semua orang boleh masuk agama tersebut—adalah sesuatu yang mereka tidak suka. Mereka merasa bahawa hanya mereka yang berhak masuk surga dan tidak ada suku lain yang boleh masuk ke dalam suku mereka.

Keyakinan Terhadap Orang Lain

Dalam pandangan mereka terhadap orang lain,

  1. Mereka meyakini bahawa roh selain Yahudi adalah roh-roh setan, mirip dengan roh hewan. Mereka menganggap manusia-manusia yang bukan Yahudi seperti anjing dan keledai. Hanya saja, mereka diciptakan dalam bentuk manusia agar pantas untuk melayani Yahudi.

Jadi, antum semua ini dianggap seperti babi-babi, monyet-monyet, kambing-kambing, dan sapi-sapi. Hanya saja, antum dijadikan ganteng-ganteng supaya bisa melayani Yahudi. Kalau antum mukanya seperti babi, susah untuk disuruh oleh Yahudi. Ini adalah keyakinan mereka bahawa kita ini hewan, tetapi diciptakan dalam bentuk manusia agar bisa melayani Yahudi. Ini termasuk dalam Talmud.

  1. Kemudian, mereka meyakini bahawa seorang Yahudi tidak boleh merasa kasihan kepada selain Yahudi. Kasihan kepada selain Yahudi adalah haram.
  2. Mereka bahkan menganggap tidak boleh menolong orang lain yang bukan Yahudi. Jika ada lubang, mereka akan menutup lubang tersebut tanpa menolong orang yang jatuh ke dalamnya. Ini adalah keinginan orang Yahudi bahawa tidak boleh menolong orang non-Yahudi.
  3. Yahudi juga haram bagi mereka untuk mengembalikan barang hilang milik selain Yahudi. Jadi, jika barang hilang dan ditemukan oleh Yahudi, mereka tidak boleh mengembalikannya karena itu dianggap milik Yahudi. Semua harta dianggap milik Yahudi.
  4. Dalam hal pinjaman, haram bagi seorang Yahudi untuk memberi pinjaman kepada selain Yahudi kecuali dengan riba. Riba wajib ada dalam transaksi pinjaman.
  5. Selain itu, mereka meyakini bahawa berzina dengan selain Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, tidak ada hukuman dan tidak ada masalah.
  6. Mereka juga wajib membunuh orang-orang saleh dari selain Yahudi.
  7. Mereka menganggap neraka diperuntukkan untuk seluruh orang selain Yahudi, dan neraka itu lebih luas daripada surganya Yahudi, sekitar 60 kali lipat.

Jadi, mereka memiliki pandangan yang sangat ekstrim terhadap orang lain. Tapi antara mereka sendiri sangat ketat. Antara orang lain tiada halal haram.

Makanya, jika kita lihat dalam agama mereka, mereka sangat ketat.

Dalam Islam, pada Idul Fitri atau Idul Adha, Nabi Muhammad SAW menyuruh Aisyah untuk menonton orang-orang Habasyah bermain-main di masjid.

وضعَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ ذقني علَى منكبِهِ ، لأنظرَ إلى زفنِ الحبشةِ ، حتَّى كنتُ الَّتي مَلِلْتُ فانصرفتُ عنهُ قالَ لي عروةُ : إنَّ عائشةَ قالت : قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ يومئذٍ : لتعلمَ يَهودُ أنَّ في دينِنا فُسحةً ، إنِّي أُرِسلتُ بحَنيفيَّةٍ سَمحةٍ

الراوي : عائشة أم المؤمنين | المحدث : أحمد شاكر | المصدر : عمدة التفسير | الصفحة أو الرقم : 1/847 | خلاصة حكم المحدث : إسناده صحيح

Ini bertujuan agar orang Yahudi tahu bahawa agama Islam memiliki kelonggaran, sedangkan agama mereka sangat ketat.

Namun pada Yahudi, jika di antara mereka misalnya, seorang wanita haid tidak boleh makan bersama suaminya, tidak boleh duduk bersama suaminya, dan tidak boleh tidur bersama suaminya. Saking ekstrimnya agama mereka, mereka sangat ketat dalam masalah halal dan haram. Bukan hanya Islam yang memiliki produk halal. Yahudi juga memiliki produk halal, yang distempel dengan tanda khusus seperti kosyer.

Saya kenal seorang kawan yang tinggal di Eropa, dan dia bercerita bahawa orang Yahudi, ketika memotong kambing atau daging, tidak boleh satu meja dengan ikan. Jika ada daging dan ikan satu meja, semuanya dianggap haram. Mereka memiliki peraturan ketat mengenai pisau dan meja yang digunakan, yaitu pisau untuk daging dan pisau untuk ikan harus terpisah.

Teman saya yang bekerja di rumah sakit di Eropa juga bercerita bahawa rumah sakit tersebut milik orang Yahudi. Sebelum masuk, mereka diberi briefing tentang aturan, termasuk bahawa barang-barang tidak boleh disimpan di kulkas(almari) orang Yahudi. Jika ada barang yang disimpan di kulkas Yahudi, barang tersebut akan dibuang.

Bahkan, teman saya pernah diberi obat oleh rekan kerjanya yang Yahudi dan berkata, “Kami lebih halal daripada ente.” Ini menunjukkan betapa ketatnya mereka dalam masalah halal dan haram.

Jadi, di antara mereka, ada yang sangat ketat dalam berpakaian. Misalnya, ada yang memakai jilbab, cadar, dan menutup seluruh tubuh mereka, lebih ketat daripada wanita Muslimah. Namun, ini hanya berlaku di kalangan mereka sendiri.

Ketika dengan orang keluar, mereka tidak terlalu memperhatikan hal-hal seperti haram atau tidak. Misalnya, mereka memperbolehkan berzina dan harus menggunakan riba dalam transaksi dengan non-Yahudi.

Itulah keyakinan mereka terhadap orang lain di dalam Talmud, mereka memiliki pandangan dan aturan tersendiri.

Sumber Hukum Ketiga Iaitu Protokolat

Terakhir, kita akan membahas tentang protokolat.

Protokolat ini bukanlah kitab suci, melainkan hasil dari muktamar yang mereka lakukan. Mereka berkumpul, mengadakan pertemuan, dan mengeluarkan keputusan. Pertemuan-pertemuan ini melibatkan pembesar-pembesar Yahudi dari seluruh dunia.

Salah satu pertemuan penting diadakan di Swiss pada tahun 1897, dihadiri oleh sekitar 300 orang dari pembesar-pembesar Yahudi. Protokolat ini terungkap pada tahun 1901 oleh seorang wanita dari Perancis. Lalu disebarkan.

Intinya, protokol ini menjelaskan konsep kerja orang Yahudi. Mereka sepakat untuk menjalani konsep tersebut dengan tujuan-tujuan tertentu.

Isi dari protokolat ini mencakup beberapa poin penting:

  1. Orang Yahudi harus menguasai alam semesta.
  2. Mereka harus menimbulkan permusuhan di antara suku-suku dalam suatu negara.
  3. Mereka harus menebarkan aib pemerintah di setiap negara untuk membuat rakyat benci kepada pemerintahnya dan menyebabkan pemerintah tersebut tumbang.
  4. Selain itu, mereka berusaha menguasai seluruh sarana komunikasi, seperti percetakan, hiburan, media sosial, dan televisi. Ini bertujuan untuk menyebarkan pengaruh mereka dan mempengaruhi opini(pandangan) publik.

Banyak film di Hollywood yang dikuasai oleh orang-orang Yahudi, dan mereka juga berusaha mengatur sistem ekonomi global, terutama melalui riba.

Contohnya, harga-harga berlian di Eropa dikuasai oleh orang Yahudi. Jika Anda mencari berlian, Anda akan menemukan bahawa yang menjualnya adalah orang Yahudi, dan mereka juga yang menentukan harganya. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh mereka dalam ekonomi dan industri barang mahal.

PENUTUP

Inilah sedikit Gambaran Orang Yahudi.

Dengan gambaran ini, kita bisa melihat betapa rusaknya pandangan mereka dan bagaimana mereka menjadi musuh kaum Muslimin di akhir zaman.

SOAL JAWAB

Apakah taubat mereka dengan cara bunuh diri diterima oleh Allah?

Waktu mereka melakukan kesalahan, itu adalah perintah Allah untuk mereka bunuh pada saat itu. Cara bertobat yang diperintahkan bukanlah bunuh diri. Namun, sebagian mereka malah membunuh yang, terutama mereka yang menyembah berhala. Yang tidak menyembah berhala membunuh dengan menikam yang menyembah berhala sapi. Ini adalah cara mereka menyelesaikan masalah di antara mereka sendiri. Saling bunuh di antara mereka.

 

Jika kita memboikot produk Yahudi, apakah itu termasuk dalam kategori yang dibolehkan?

Pada dasarnya, kita boleh bermuamalah dengan pihak mana saja, baik non-Muslim, Yahudi, Nasrani, Buddha, penyembah berhala, atau penyembah dewa dari berbagai negara. Kita kini hidup dalam masyarakat yang majemuk, dan kita dapat bermuamalah dengan berbagai macam negara dan kelompok.

Namun, jika kita mengetahui bahawa suatu pemahaman tertentu benar-benar bertujuan merusak Islam, maka hendaknya kita menghindarinya. Apalagi dengan kebengisan yang ditunjukkan oleh Yahudi seperti itu. Jika kita bisa, lebih baik tidak menggunakan produk mereka dan memilih produk dalam negeri. Namun, jika untuk menyuarakan hal tersebut secara keseluruhan, tentunya ini kembali kepada pemerintah yang lebih memahami masalah-masalah dan mudharat dari pemboikotan.

Apakah kita sedang berseteru dengan negara tertentu dan dampaknya jika kita melakukan boikot? Tentunya, ini adalah pertimbangan pemerintah yang mengatur perekonomian. Namun, sebagai umat Islam, kita memiliki hak untuk tidak menggunakan produk tertentu jika kita memilih untuk melakukannya. Kita berhak untuk memilih produk yang kita gunakan, dan tentu saja, menggunakan produk dari orang Islam akan lebih baik.

Namun, jika ada larangan mutlak mengenai hal ini, Allahu a’lam. Semua kembali kepada maslahat dan mudharat. Nabi juga dulu pernah bermuamalah dengan orang Yahudi. Jadi, keputusan ini harus mempertimbangkan maslahat dan mudharat.

 

Apakah maksud Yahudi berilmu tetapi tidak beramal?

Mereka disifati sebagai “al-maghdub ‘alaihim,” yaitu orang-orang yang dimurkai oleh Allah karena memiliki ilmu namun tidak mengamalkannya. Di antara ilmu mereka adalah pengetahuan tentang Nabi Muhammad, tetapi mereka tidak mau mengimaninya. Mereka mengetahui banyak tentang ilmu yang Allah perintahkan tetapi tidak mengamalkannya. Oleh karena itu, para ulama yang tidak beribadah atau tidak mengamalkan ilmunya dapat dikatakan mirip dengan orang Yahudi dalam hal ini.

 

Sehubungan dengan pertanyaan mengenai makam

Jika ayah Anda sudah dimakamkan selama 15 tahun di TPU dan Anda membayar sewa tanah serta biaya perawatan makam untuk memastikan makam tersebut tidak dibongkar atau ditimbun dengan jenazah baru.

Maka jika Anda tidak mampu membayar sewa, tidak masalah jika makam tersebut harus ditumpuk. Jika pajaknya mahal dan Anda kesulitan, maka tidak ada masalah jika makam tersebut harus ditumpuk.

Namun, untuk biaya sewa makam, ada yang sekitar 125.000 per tiga tahun atau 3 juta per tiga tahun, tergantung lokasi dan biaya yang dikenakan. Jika Anda mengalami kesulitan finansial, maka tidak masalah jika makam tersebut harus ditumpuk.

 

Tentang makan sembelihan orang Yahudi, hukumnya boleh.

Allah menghalalkan makanan orang Yahudi untuk umat Islam dan makanan umat Islam untuk orang Yahudi. (Surah al-Maidah 5)

وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ

Jadi, jika orang Yahudi menawarkan produk halal, tidak ada masalah. Begitu juga, jika mereka tidak makan babi dan anjing, maka makanan mereka boleh dimakan.

Namun, perlu diingat bahawa banyak orang Eropa yang walaupun secara resmi beragama Nasrani, tetapi mereka sebenarnya ateis. Ini menjadi masalah karena mereka tidak mengenal Tuhan dan malas pergi ke gereja, sehingga mereka cenderung menjadi ateis.

 

Mengenai orang yang mengaku sebagai habib namun tidak mengharamkan musik

Perlu diingat bahawa keturunan Nabi Muhammad ﷺ memiliki berbagai karakter. Ada yang sangat saleh dan bertakwa kepada Allah, tetapi ada juga yang melakukan maksiat, menyimpang, atau terlibat dalam berbagai aliran seperti Syiah. Setiap individu harus dinilai berdasarkan amal dan keimanan mereka, bukan hanya berdasarkan gelar atau keturunan.

Kalau kita mengetahui bahawa ada keturunan Nabi Muhammad ﷺ yang melakukan kesalahan, maka kita sebaiknya menegur mereka sebagai bentuk kasih sayang. Kita tegur dengan mengatakan bahawa tindakan tersebut tidak sesuai dengan ajaran leluhur mereka. Rasulullah ﷺ pernah bersabda bahawa akan ada di antara umatku yang menghalalkan alat-alat musik, zina, khamar, dan sutra bagi lelaki. Sampaikanlah hal ini dengan jelas jika Anda benar-benar mengagungkan leluhur Anda. Amalkanlah perkataan leluhur Anda dalam kehidupan sehari-hari.

Di antara habib yang luar biasa adalah Habib Abdul Qadir Assegaf. Buku-bukunya sangat bagus dan banyak tersedia di internet, termasuk di Durar.net. Beliau telah menulis banyak tentang penolakan terhadap Syiah dan Sufi. Abdul Qadir Assegaf adalah seorang alim yang memiliki ensiklopedia akidah dan fikih yang sangat berharga.

 

Mengenai pertanyaan tentang bangsa Yahudi, benarkah mereka ditakdirkan oleh Allah sebagai bangsa yang cerdas?

Memang, mereka dikenal cerdas, namun itu tidak berarti semua tindakan mereka baik. Mereka menguasai banyak bidang, termasuk media sosial, elektronik, dan keuangan. Hukum asalnya dalam menggunakan produk mereka adalah boleh, terutama jika produk tersebut digunakan untuk kebaikan. Meskipun produk tersebut milik mereka, selama tidak ada masalah atau mudharat yang ditimbulkan, maka tidak masalah untuk menggunakannya.

Kami Memohon 1000 Kemaafan!!!

Buat masa ini, Penulisan ini hanya boleh diakses oleh Penyumbang Infaq (VIP user) sahaja kerana buat masa ini kami memerlukan sumbangan dari pengguna untuk pengurusan dan penyelenggaraan Organisasi Penuntut Ilmu.

Jadi buat masa ini, pengguna dari kalangan ‘Guest’ dan ‘Subscriber’ hanya boleh membaca penulisan pada ‘Soal Jawab’ sahaja.

In Sya Allah sekiranya telah cukup sumbangan bulanan yang diperlukan, kami akan memberi akses percuma kepada semua pengguna.

Tekan Button Di Bawah Untuk Menjadi Salah Seorang dari Penyumbang Kami

Semoga ianya menjadi saham pahala yang sentiasa mengalir sehingga akhirat. Amin!

Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!

Menu Utama

Penuntut

SoalJawab

Tematik

Dialog

VIP

Kitab

Akaun

TnC

Hubungi

Tentang

Digimart

SIMPANAN

SoalJawab

VIP

Tematik

VIP

Dialog

VIP

Kitab

PAPARAN LEPAS

SoalJawab

VIP

Tematik

VIP

Dialog

VIP

Kitab

10 Pembaca Terbanyak