Sekiranya ada kesilapan pada transkrip, sila rujuk video asal untuk semakan.
Al-Qur'an Kalamullah
Hamba Allah Tweet
Kalam Allah, yang merupakan firman Allah, adalah sifat yang dahulu. Kalam Allah adalah sifat Allah yang tidak memiliki suara dan kata-kata. Penting untuk diingat bahwa kalamullah ada tanpa suara dan tanpa kata. Dalam kalamullah, tidak ada huruf-huruf. Namun, kalam Allah dapat dibaca oleh lisan kita. Sebagai contoh, “Bismillahirrahmanirrahim” dibaca oleh lisan kita, jadi ketika kita mengucapkannya, kita melafalkan kalamullah. Meskipun terdengar, kalamullah tidak terdiri dari huruf.
Para ulama menyebut ilmu ini sebagai ilmu kalam karena perdebatan yang panjang di antara mereka mengenai hal ini, termasuk perbedaan pendapat antara kaum Asy’irah dan kaum Mu’tazilah. Jelas bahwa Allah Maha Berbicara, dan berbicara-Nya adalah tanpa huruf. Al-Quran adalah kalamullah, dan makna dari ini adalah jika seorang tokoh, misalnya seorang alim, mengatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Innamal a’malu bin niati” (segala amal perbuatan tergantung niatnya), maka siapa yang mengucapkan kalimat tersebut? Tentu saja Rasulullah.
Kita pun bisa mengucapkan kalimat tersebut, karena kita melafalkan sabda Nabi. Jika ada orang yang mengatakan, “Innamal a’malu bin niati” adalah ucapan saya, padahal itu adalah hadis Nabi, maka mereka yang beriman akan tahu bahwa itu berasal dari Rasulullah. Jika aku menulis buku dan mengutip kalimat tersebut, pasti orang akan mengatakan bahwa itu adalah sabda Rasulullah, bukan omonganku.
Al-Quran inilah yang menjadi kalamullah. Kita melafalkan kalamullah, sehingga para ulama membatasi pembahasan tentang ini dan menekankan bahwa Allah Maha Berbicara. Al-Quran adalah kalamullah dan harus kita pegang teguh. Kalimat “kalamu Allah” lebih luas daripada Al-Quran itu sendiri, tetapi Al-Quran adalah bagian dari kalamullah. Imam Ghazali mengatakan bahwa Al-Quran adalah kalamullah yang qadim, yaitu yang Maha Dahulu.
Meskipun ada pencetakan Al-Quran, hal ini tidak mengubah kenyataan bahwa kalamullah itu juga qadim. Meski kita mencetak Al-Quran pada tahun 2010, kalamullah-nya telah ada sejak 1400 tahun yang lalu, ketika Nabi mengucapkan “Innamal a’malu bin niati.” Ini adalah kalam Rasulullah yang tetap sama, meskipun kita baru mencetaknya hari ini. Sebagai penutup, kalamullah adalah qadim dan tidak memiliki awal.
Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!