Inilah alasan azan tidak boleh diganti dengan bahasa selain Arab.

Inilah alasan azan tidak boleh diganti dengan bahasa selain Arab.

Play Video

Sekiranya ada kesilapan pada transkrip, sila rujuk video asal untuk semakan.

Inilah alasan azan tidak boleh diganti dengan bahasa selain Arab.

Allahu akbar, Allahu akbar. Jangan diganti-ganti, baik saat anda terjemahkan ke dalam bahasa biasa maupun menggunakan penerjemah. Hal ini penting untuk diingat karena pernah terjadi kejadian di beberapa negara, termasuk Turki. Meskipun bahasanya banyak, ketika diterjemahkan bisa jadi tidak mencerminkan makna yang sebenarnya. Misalnya, terjemahan “Ya Tuan, saya besar” tidak memiliki kesan yang sama.

Bismillahirrahmanirrahim, kita mulai dengan Syekh Ibnu Katsir rahimahullah. Para sahabat memulai bacaan Kitabullah, yakni Al-Quran, dengan Bismillahirrahmanirrahim. Di dalam mushaf, Bismillahirrahmanirrahim dicantumkan dengan jelas. Semua ulama sepakat bahwa kalimat tersebut tercantum sebagai bagian dari ayat di Surah An-Naml, yakni surah ke-27, tepatnya pada ayat ke-30. Ayat tersebut berbunyi: “Inna bi Sulaiman wa inna bismillahirrahmanirrahim.”

Ingat, ketika disebutkan nama surah Al-Quran, kita tidak boleh membacakannya dengan terjemahannya. Ini termasuk bagian dari kalimat-kalimat dalam syariat yang harus dibacakan dalam bahasa Arab. Sebagai contoh, dalam situasi sosial, ketika anda berbincang, jangan sebutkan terjemahannya. Nama surah yang disebutkan akan berubah dan dapat mengubah kesan makna yang diterima di hati kita.

Hal ini juga berpengaruh pada respon kita terhadap ayat dan syariat. Pertanyaannya, “Kamu sedang baca surat apa?” Jika dijawab, “Surat Semut,” atau “Surat Emak-Emak,” akan berbeda kesannya dengan mengatakan, “Kamu sedang baca surat An-Naml,” atau “Surat Al-Fil.” Ini berlaku juga untuk adzan. Allahu akbar, Allahu akbar. Jangan ganti artinya ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

Pernah terjadi kejadian di beberapa negara, termasuk Turki, yang menunjukkan bagaimana penerjemahan dapat mengurangi kesan dalam jiwa, sehingga tidak ada penguat untuk menunaikan salat dengan baik. Jika kita bayangkan, di Indonesia ada banyak bahasa dengan ribuan pulau, misalnya bahasa Jawa, Sunda, dan Betawi. Meskipun kita memiliki bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia, terjemahan seperti “Tuan, saya besar” dapat kehilangan makna dan kesan yang ada dalam penggunaan aslinya.

Karena itu, penting untuk menyebutkan nama surah Al-Quran dengan tepat tanpa menerjemahkannya.

Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!

Menu Utama

Penuntut

SoalJawab

Tematik

Dialog

VIP

Kitab

Akaun

TnC

Hubungi

Tentang

Digimart

SIMPANAN

SoalJawab

VIP

Tematik

VIP

Dialog

VIP

Kitab

PAPARAN LEPAS

SoalJawab

VIP

Tematik

VIP

Dialog

VIP

Kitab

10 Pembaca Terbanyak