Sekiranya ada kesilapan pada transkrip, sila rujuk video asal untuk semakan.
Seorang Muslim Bersaudara dengan Muslim Lainnya
Hamba Allah Tweet
Seorang Muslim itu bersaudara dengan Muslim lainnya. Saya ulang, seorang Muslim itu bersaudara dengan Muslim yang lain. Jika Anda mengaku Muslim dan teman kita juga seorang Muslim, maka Nabi kita menegaskan bahwa kita adalah bersaudara dalam persaudaraan keislaman.
Sifat saudara ini dijelaskan di dalam ayat-ayat yang telah kita bahas. Seorang Muslim tidak akan pernah saling menyakiti dengan lisan, tidak saling mencela, dan tidak menyakiti dengan pikiran. Sungguh, prasangka buruk itu adalah bagian dari dosa. Jika Anda mengaku Muslim dan teman Anda juga seorang Muslim, mustahil Anda menyakiti dia dengan pikiran atau lisan Anda. Mustahil Anda menyakiti dia dengan tangan Anda.
Oleh karena itu, turunlah ayat-ayat yang melarang berbuat curang, seperti dalam surat Al-Mutaffifin. Anda pun tidak boleh menyakiti dengan kaki Anda, apalagi berjalan dengan angkuh di hadapannya. Dalam Surah Luqman ayat 18, Allah berfirman bahwa selama kita bersaudara dalam nilai keislaman, kita harus menjaga nilai-nilai ini dan menjauhi hal-hal yang bisa memecah belah.
Saya baru membahas hal yang bisa memecah belah, dan belum membahas tentang yang bisa menyatukan. Namun, intinya adalah seperti yang tadi saya sampaikan.
Sebagai penutup, mari kita merujuk pada hadits dari Al-Bukhari nomor 6076 dan Muslim nomor 6473. Perhatikan bahwa Nabi bersabda, “Janganlah kalian saling memarahi atau bermusuhan satu sama lain.” Permusuhan bisa menimbulkan perpecahan dan menyebabkan kita saling merendahkan dan meremehkan.
Oleh karena itu, jika kita ingin mewujudkan persaudaraan ini, kita perlu memahami Al-Quran dan Sunnah. Cara pertama adalah yakin pada ketentuan Al-Quran dan Sunnah. Kedua, kita perlu memiliki komitmen untuk melaksanakan ajaran tersebut. Selama kita belum lulus pada basic pertama ini, mustahil kita bisa melanjutkan pada poin dua sampai sepuluh.
Jadi, saya minta komitmen dahulu. Jika Anda sudah siap menjalankan ajaran ini, maka tinggalkan semua hal buruk seperti mencela, bergibah, menyakiti, bermusuhan, merendahkan, dan meremehkan. Mari kita ajak semua orang, termasuk Anda yang menyaksikan ini, untuk memperbaiki diri kita sendiri terlebih dahulu.
Jangan sampai kita hadir di sini sambil membuat orang tua kita kecewa dengan perkataan kita. Mari kita perbaiki hubungan dengan tetangga, teman, dan rekan kerja. Tinggalkan semua hal negatif, dan dekati hal-hal yang baik. Jika ada waktu, kita akan lanjutkan dengan bagian kedua tentang istri-istri yang tahu diri dan tidak ingin membebani orang tua mereka. Tuhan memberkati kita semua.
Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!