Keutamaan Sahabat Abu Bakar

Keutamaan Sahabat Abu Bakar

Play Video

Sekiranya ada kesilapan pada transkrip, sila rujuk video asal untuk semakan.

Keutamaan Sahabat Abu Bakar

Seorang sahabat dekat Nabi Muhammad yang mengorbankan hidupnya, tanpa menunggu pengumuman, segera mendengar berita tersebut. Ia masuk lewat pintu belakang, dengan maksud agar tidak diketahui orang lain. Ia masuk perlahan-lahan dan berbisik kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, saya sumbangkan semua harta saya.” Masya Allah, Nabi terkejut dan menatap orang itu dalam-dalam.

“Apakah yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?” tanya Nabi. Orang tersebut menjawab, “Allahu Rasulullah, saya tinggalkan Allah dan Rasul-Nya.” Nabi memeluknya dengan penuh kasih dan mengumumkan kepada para sahabat, “Ini Abu Bakar.”

Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang setia. Siapa pun yang mengganggu atau menyakiti Abu Bakar, berarti telah menyakiti Rasulullah. Masya Allah, Abu Bakar adalah orang yang sangat peduli dan berjuang bersama Nabi. Saat berhijrah, ia sangat panik dan selalu berada di sekitar Nabi, bertindak sebagai pelindung. Suatu ketika, ketika mereka menuju gua, Abu Bakar berkata kepada Nabi, “Ya Rasulullah, saya takut jika tiba-tiba ada anak panah dari depan. Biarkan saya menjadi perisai terlebih dahulu.”

Ketika akan masuk ke dalam gua, Abu Bakar memasukkan tangannya lebih dulu, karena ia khawatir jika di dalam ada hewan buas. Selain itu, ia melempar batu ke dalam gua untuk memastikan keamanannya. Begitu besar rasa khawatirnya, bahkan saat pasukan berada di atas gua, ia sangat cemas jika kakinya terlihat. Ketika Allah menurunkan ayat, “Allah bersama kita,” Abu Bakar menjadi tenang.

Adalah sangat keterlaluan jika ada orang yang muncul belakangan dan belum pernah bertemu dengan Abu Bakar, lantas menuduh anaknya seorang pelacur dan menyakiti nama baiknya. Di antara orang yang berbuat demikian, Syekh Muhammad Hasyim Al-Asy’ari menulis sebuah buku khusus untuk mencela mereka. Dalam kitabnya yang kedua dari 19 kitab Risalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah, di halaman 10 hingga 12, beliau mengingatkan bahwa orang-orang bid’ah, terutama aliran Syiah Rafidhah, sering mencela sahabat Nabi, termasuk Abu Bakar dan Umar radhiyallahu anhuma.

Syekh Muhammad Hasyim Al-Asy’ari menegaskan agar kita tidak berdampingan, tidak memfasilitasi, tidak berjamaah salat, tidak menikahi anak-anak mereka, serta tidak mensalatkan mereka kecuali mereka bertobat kepada Allah dari dosa-dosa mereka. Masya Allah, bertakwalah kepada Allah jika menemui orang-orang semacam ini dan segera jauhi mereka karena mereka memiliki dosa yang sangat besar.

Kami sedang mencari editor yang berkelayakan untuk memperbaiki transkrip serta mentakhrij dalil yang dinyatakan asatizah. Oleh itu, sumbangan dari pengguna sangat kami perlukan untuk tujuan ini. Setiap sumbangan sangat kami hargai. Semoga ianya menjadi saham yang mengalir sampai akhirat. Amin!

0 Komen.
Komen Anda.