Pengarang: واصل بن عطاء
Buku Penulis
Pidato Wasil bin Aṭa’ – Termasuk dalam Koleksi Manuskrip Langka
Judul Buku: Kitab Pidato Wasil bin Aṭa’ [Diterbitkan dalam buku “Koleksi Manuskrip Langka”]
Pengarang: Wasil bin Aṭa’ (80–131 H)
Pengkajian: Abdul Salam Harun
Penerbit: Perusahaan Perpustakaan dan Percetakan Mustafa al-Babi al-Halabi dan Anak-anak di Mesir
Cetakan: Kedua, 1393 H – 1972 M
Jumlah Halaman: 20 [Penomoran buku sesuai cetakan]
Profil Pengarang
Wasil bin Aṭa’ (80–131 H = 700–748 M)
Wasil bin Aṭa’ al-Ghazzaal, Abu Hudzifah, berasal dari Bani Duba atau Bani Makhzum,
— Pemimpin kalangan Mu’tazilah (1) dan salah satu tokoh cerdas serta ahli kalam.
— Nama kelompoknya diambil dari nama penemunya, Mu’tazilah, karena ia menjauhkan diri dari majelis pengajaran Hasan al-Basri. Ada sebagian dari mereka yang mengikuti ajarannya yang disebut “al-Wasiliyah”.
— Ia yang menyebarkan paham “Mu’tazilah” ke seluruh penjuru dunia: mengirim sahabatnya Abdullah bin Harith ke Maghrib, Hafs bin Salim ke Khurasan, Al-Qasim ke Yaman, Ayyub ke Jazirah, Hasan bin Dikwaan ke Kufah, dan Usamah al-Tawil ke Armenia.
— Lahir di Madinah dan dibesarkan di Basrah.
— Ia sering melembekkan huruf ra menjadi ghain saat berbicara, sehingga ia menghindari pengucapan huruf ra dan menjadi contoh dalam hal ini. Ia sering menerima surat yang mengandung huruf ra dan saat membacanya, ia menggantikan kata-kata yang mengandung huruf ra dengan kata lain, bahkan sampai dalam ayat-ayat Al-Quran.
— Salah satu peribahasa penyair tentang hal ini ada yang mengatakan:
“Apakah kau jadikan pangkalanku huruf ra, yang tidak kau ucapkan…
Sehingga aku terputus, seakan aku tetap tersambung padamu”
Dan pujangga lain, Abu Muhammad Al-Khazzan, dalam memuji sahabat Ibn Abbad menyebutkan:
“Benar, dia menghindari kata ‘La’ saat hari Wata’, sebagaimana… dia menghindari huruf ra dari kata ‘Aṭa’”
— Ia pernah mengajak baiat untuk mendukung Muhammad bin Abdullah bin Hasan dalam perjuangannya melawan “kaum dzalim”.
— Ia bukan seorang pemahat kayu, tetapi dikenal dengan julukan tersebut karena sering berkeliling ke pasar Kayu Basrah.
Ia memiliki karya tulis, antara lain:
— “Macam-macam Pendahuluan”
— “Posisi Antara Dua Tempat”
— “Makna Al-Quran”
— “Kelas-Kelas Orang Berilmu dan Bodoh”
— “Cara Mengetahui Kebenaran”
— “Taubat” (2)
Catatan:
(1) Bagi Ibn Hajar dalam ringkasan “Thamarat al-Awraq” menyebutkan bahwa Mu’tazilah merupakan salah satu golongan dalam Islam, yang berpendapat bahwa amal kebaikan berasal dari Allah, sedangkan amal kejahatan dari manusia; bahwa Al-Quran adalah makhluk baru yang tidak kekal; bahwa Allah tidak dapat dilihat pada hari kiamat; bahwa orang mukmin jika berbuat dosa, seperti meminum khamar, akan menduduki posisi antara iman dan kekafiran; bahwa keajaiban Al-Quran terletak pada “pembalikan” (golongan yang mampu membantah kemutakhiran) bukan karena keistimewaan langsung dari isi Al-Quran, yaitu jika Allah tidak menghalangi orang Arab dari menentangnya, mereka pasti dapat menyusun tandingannya; bahwa orang yang masuk neraka tidak keluar dari neraka. Mereka disebut Mu’tazilah karena Wasil bin Aṭa’ pernah mengikuti pengajian Hasan al-Basri, lalu keluar dari mereka saat kaum Khawarij mengklaim bahwa pelaku dosa besar kufur, dan kelompok lainnya mengatakan bahwa pelaku dosa besar tetap beriman, meskipun berdosa; lalu Wasil memisahkan diri dan berkata bahwa orang fasik tidak beriman maupun kafir. Ia meninggalkan majelis Hasan, dan sejumlah pengikutnya mengikuti, sehingga dikenal sebagai Mu’tazilah. Ajaran ini terus berkembang hingga zaman Al-Ma’mun, yang mendukung Mu’tazilah dan menghukum penentangnya. Kemudian diikuti oleh Al-Mu’tasim dan Wathiq. Saat masa Mutawakkil, mereka berusaha memerangi pendukung Mu’tazilah dan mengurangi pengaruh mereka hingga lenyap dari banyak kalangan. Di antara ulama terkenal mereka adalah al-Jahiz, al-Zamakhshari, al-Mawardi, as-Saheb bin Abi Ammar, al-Farra’, as-Sirafi, Ibn Jinni, Abu Ali al-Farsi, Ibn Abi al-Hadid, dan banyak lainnya.
(2) Teks ini mengutip berbagai sumber dan penafsiran tentang ajaran Mu’tazilah, pengaruhnya, dan perjalanan sejarahnya.