Skip to content

Pengarang: عامر بن الطفيل

Judul buku: Kumpulan Puisi Amir bin Al-Tufayl

Buku ini adalah koleksi puisi Amir bin Al-Tufayl, yang disusun oleh Abu Bakr Muhammad bin Qasim Al-Anbari, berdasarkan cerita dari Abu Al-‘Abbas Ahmad bin Yahya Thalib. Penerbitnya adalah Dar Sadir di Beirut, diterbitkan pada tahun 1399 Hijrah bersamaan 1979 Masihi, dengan jumlah halaman sebanyak 142. Buku ini telah disusun untuk katalog digital lengkap dengan kerjasama dari Perkumpulan Penyalin, dilaksanakan oleh Pusat Nukhb Al-Ilmi dan didukung oleh Yayasan Sulaiman Al-Rajhi.

Profil Singkat Mengenai Penulis:
Amir bin Al-Tufayl (tahun 70 Sebelum Hijrah – 11 Hijrah, bersamaan dengan 554 – 632 Masihi) adalah keturunan Amir bin Sa’ṣa’ah dari suku ‘Amir bin Sa’ṣa’ah. Ia terkenal sebagai seorang pahlawan suku, salah seorang pemberani dan penyair terkenal di zaman jahiliah. Nama panggilannya adalah Abu Ali. Ia lahir dan dibesarkan di Najd.

Amir dikenal sebagai seorang yang mengumandangkan panggilan di pasar ‘Ukadz, bertanya: “Adakah yang pernah berjalan tegak agar kami memikulnya? Atau ada yang lapar agar kami memberi makan? Atau ada yang takut agar kami melindunginya?” Ia berpartisipasi dalam berbagai pertempuran dan menjelang usia tua, sempat menemui Islam. Ia pernah melawat ke Madinah menemui Rasulullah SAW selepas pembukaan Kota Mekah dengan niat mahu berkhianat. Namun, ia merasa takut dan tidak berani menyerang beliau. Ia menawarkannya masuk Islam dengan syarat mendapat separuh dari hasil kota Madinah dan akan dilantik sebagai pemimpin sesudah Nabi, tetapi ditolaknya. Amir pulang marah dan dalam perjalanan itu, terdengar suaranya berkata akan mengisi kawasan tersebut dengan kuda-kuda dan pasukan yang gagah, serta mengikatkan kuda di pohon kurma. Ia meninggal sebelum tiba kembali ke kalangan kerabatnya.

Amir mengalami kecacatan pada matanya—ia buta sebelah dan hanya memiliki satu mata—dan dikatakan tidak pernah dikurniakan keturunan. Ia juga merupakan sepupu kepada penyair Al-Liḥyān. Banyak cerita dan berita mengenai Amir yang tersebar. Terdapat satu kumpulan puisi karya beliau yang diriwayatkan oleh Abu Bakr Muhammad bin Qasim Al-Anbari.

Selain itu, dalam kitab “Al-Bayan wa Al-Tabyin” disebutkan bahawa Jabar bin Sulaiman Al-Kilabi pernah berdiri di makam Amir dan menyatakan: “Demi Allah, dia tidak akan sesat kecuali bintang itu pun tersesat, dan tidak akan kehausan kecuali unta pun kehausan, dan tidak takut kecuali banjir pun menakutinya. Demi Allah, dia adalah yang terbaik ketika manusia tidak menyangka diri mereka mampu melakukan kebaikan.”

Catatan kaki menyebutkan berbagai sumber rujukan mengenai kisah dan ciri-ciri Amir, termasuk literatur klasik dan koleksi adat. Ada juga riwayat yang menyebutkan Amir terkenal dengan julukan seperti “Pengganti Pentungan” dan “Pemukul Panah,” yang menunjukkan keberaniannya yang luar biasa dalam berperang.

Diterjemahkan dari: “Al-A‘lam” karya Al-Zurqani.

Menu Utama

  • 🏠 Halaman Utama
  • – Quran
  • – Soal Jawab
  • – Kajian Tematik
  • – Bedah Kitab
  • – Dialog Perbahasan
  • – Maktabah Syamilah
  • 👨 Tentang Kami
  • 🧐 Dasar Privasi
  • ✍️ Terma
  • 📞 Hubungi Kami
  • – Register
  • – Login